Sabtu, 09 Juli 2011

PERAMPOKAN SISTEMIK NAZARUDDIN CS


CEC, Depok.

Perusahaan-perusahaan kelompok Nazaruddin cs ketika melakukan perampo kan sistemik, antara lain ; PT. Mahkota Negara, PT. Cakrawala Abadi, PT. Pasific Putra Metropolitan, PT. Mega Niaga, PT. Exartech Technologi Utama, PT. Buana Ramosari Gemilang, PT. Nuratindo Bangun Perkasa, PT. Permai Raya Wisata, PT. Alfindo Nuratama Perkasa, PT. Taruna Bakti Perkasa, PT. Duta Graha Indah, PT. Darmo Sipon, dan lain lain.

Modus operandi nya sangat sistematis, perusahaan-perusahaan boneka sebagai pendamping pada saat memenangkan tender, mendapatkan fee. Kasus yang mencuat saat ini adalah dugaan korupsi Proyek Jumbo Pengadaan Alat Bantu Belajar Mengajar (ABBM)  pendidikan dokter/dokter spesialis di Kementerian Kesehatan untuk Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan senilai Rp. 449.617.763.000. Proses lelang dimulai tanggal 27 Oktober 2010 yang diikuti oleh 21 perusahaan, diantaranya terdapat sejumlah perusahaan besar dan ternama serta berpengalaman seperti PT. Indofarma Global Medika, PT. Kimia Farma Trading & Distribution, PT. Rajawali Nusindo, dll. Kemudian, pada tanggal 19 November 2010, Kementerian Kesehatan mengumumkan PT. Buana Ramosari Gemilang sebagai pemenang lelang.   

Menurut Tom Pasaribu, Direktur Eksekutif Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I) ; PT. Buana Ramosari Gemilang, dipastikan hanya lah perusahaan boneka alias pinjaman. Karena, Bantu Marpaung selaku Direktur Utama PT. Buana Ramosari Gemilang, mendapat fee sebesar Rp. 1,5 milyar. Uang tersebut diduga diterima dari seorang koordinator (RS) melalui Marisi Matondang (orang kepercayaan Nazaruddin). Selain itu, PT. Buana Ramosari Gemilang, juga sebagai pemenang lelang/tender proyek Pengadaan Peralatan Kesehatan dan Laboratorium RS. Trofik Infeksi di UNAIR Surabaya dengan nilai kontrak Rp. 38.830.138.000. Sedangkan pambangunan gedung senilai Rp.97.988.000.000,- dimenangkan PT. Duta Graha Indah, yang terlibat dalam kasus suap Sesmenpora pada proyek pembangunan wisma atlit di Palembang.
Penetapan PT. Buana Ramosari Gemilang sebagai pemenang lelang/tender serta mengalahkan sejumlah perusahaan besar dan berpengalaman patut dipertanyakan. Oleh karena itu, pada tanggal 16 Juni 2011 yang lalu, KP3I secara resmi melaporkan kasus tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebagai terlapor adalah; Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih, Muhammad Nazaruddin, Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, Bambang Giatno Rahardjo, Dirut.PT.Buana Ramosari Gemilang, Bantu Marpaung, Muhammad Nasir (saudara Nazaruddin), Mindo Rosalina Manullang dan Marisi Matondang. KPK harus serius menangani kasus ini, ujarnya.

Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih (22/6) mengakui dirinya yang menanda tangani soal pemenang tender pengadaan alat bantu belajar mengajar tersebut karena nilai proyek itu diatas Rp. 50 milyar. Namun ia tidak mengetahui bahwa pemenang tender tersebut adalah PT. Buana Ramosari Gemilang, Saya siap diperiksa KPK terkait masalah tersebut jika diduga ada penyelewengan. Jika disinyalir ada penyelewengan, silahkan diperiksa, ujarnya.

Ketua KPK, Busyro Muqoddas, kepada wartawan (23/6) mengatakan, bahwa kasus korupsi proyek pengadaan ABBM di Kemenkes dalam proses pengumpulan bahan keterangan, ujarnya.

Pengacara Nazaruddin, OC Kaligis, di acara Jakarta Lower’s Club mengatakan, potong leher saya, jika KPK mampu menjemput paksa Nazaruddin dari Singapura, ujarnya. (Cy)

Jumat, 08 Juli 2011

TEATER

CEC, Depok

Menurut pendapat Arswendo Atmowiloto (dramakala) ; Salah satu indikator peradaban dalam dunia kesenian adalah keberadaan pentas teater. Teater sebagai warisan budaya dunia merupakan tradisi yang memberi kesempatan luas kepada masing-masing seniman untuk berkarya, sekaligus bekerjasama antar seniman dari berbagai disiplin.
Dalam suatu proses produksi dengan pengarahan sutradara para aktor-aktris bekerjasama dengan penata artistik, penata kostum, penata musik dan penata cahaya. Seluruhnya berangkat dari naskah penulisan. Bahkan lebih jauh lagi, mereka juga bekerjasama dengan perencana produksi, sampai penjualan tiket dan bagian publikasi. Sungguh suatu kerjasama kreatif yang menyeluruh dan total. Karenanya membutuhkan latihan yang panjang, intensif dan biaya yang tidak sedikit.
Itulah sebabnya dibanyak Negara, untuk pementasan teater selalu ada maecenas, pelindung, baik dari pemerintah maupun perorangan.

ZAMAN KE-EMAS-AN
Teater atau drama pernah mengalami zaman keemasan di masa lalu. Kelompok sandi wara Miss Tjitjih atau Darnadela benar-benar menempatkan teater sebagai profesi dan terhitung berkecukupan di masa itu. Geliat seni drama kemudian berkembang kembali oleh kiprah para cendekiawan, yang melakukan kegiatan drama lebih sebagai hobby.
Sanusi Pane dan Rustam Effendi merupakan nama-nama yang dikenal. Apa yang mereka rintis, kemudian diteruskan oleh generasi sesudahnya.
Di kenal nama-nama seperti Arifin C Noer, Teguh Karya serta WS Rendra yang di kenal sebagai maestro Indonesia dalam bidang seni drama. Ketiga almarhum ini dengan sangat gigih dan berdedikasi, bukan hanya membuat produksi pemen tasan, melainkan juga mendidik kader-kader yang berbakat dan menggembleng nya, sehingga boleh dikatakan setiap hari melalui sanggar yang didirikan.

ZAMAN KE-PRIHATIN-AN
Setelah ketiganya meninggal dunia, keadaan berubah memprihatinkan. Manaka la kita sadari bahwa melalui sanggar, melalui komunitas teater inilah kegiatan apresiasi, kegiatan saling ajar-mengajar berlangsung. Terlepas dari adanya bebe rapa kelompok yang secara intens terus melakukan penggalian, sepeninggal mereka kegiatan disanggar menjadi terganggu karena nya.

IDEA
Adalah IDEA (Indonesia Dramatic Educator’s Assosiation) Suatu wadah bagi para pekerja teater, yang kemudian mengambil tanggung jawab lebih, bukan hanya membiayai penerbitannya, namun juga mendistribusikan keberbagai kalangan. Baik kampus, sekolah, sanggar, hingga lembaga pendidikan kesenian.

MASA DEPAN TEATER
Bahwa kemudian, ada sekelompok orang yang menyukai proses ber-teater. Mereka membentuk wadah yang disebut IDEA. Itu tentu merupakan hal yang patut di syukuri.
IDEA berniat untuk menghidupkan kembali komunitas berteater. Seluruh kegiatannya memang disiapkan demi berkembangnya dunia teater serta mening katnya citra teater dimata masyarakat. Berbagai cara ditempuh, berbagai renca na mulai dilaksanakan. Mulai dari membuat media cetak khusus mengenai dunia teater hingga memberikan bekal kursus secara langsung mengenai persiapan pementasan teater. Dimulai dari penulisan naskah, cara-cara berakting, sampai dengan penyiapan produksi.
IDEA berencana untuk menyatukan para guru kesenian, para pekerja teater, para siswa serta peminat dan penikmat teater dalam satu wadah. Selanjutnya komunitas baru inilah yang nantinya bisa mendiskusikan permasalahan utama, merumuskan jalan keluar, baik secara teori maupun praktik. Komunitas pegiat teater ini nantinya juga menjalin kerjasa ma dengan komunitas teater yang sama di luar negeri.
Gagasan IDEA ini bukan saja hanya layak di syukuri, namun dengan gagasan awal yang dilandasi kecintaan pada dunia teater di Indonesia, maka dapat diba yangkan perkembangan teater di Indonesia di masa mendatang.
Sudah tentu akan ada banyak pihak yang menganggap, apa yang di gagas IDEA sebagai mimpi. Namun, sejarah juga membuktikan kepada kita bahwa kebesa ran seseorang justru seringkali ditunjukkan lewat seberapa besar mimpinya.
Dengan pemikiran semacam inilah setiap pegiat seni drama dan teater lebih dari layak untuk mendukung dan bersama-sama mewujudkan mimpi tersebut.
Dengan cara itu pula maka dunia teater akan dihargai sebagaimana seharusnya. Dengan cara ini pula teater di Indonesia akan mampu menjawab tantangan baru dan kemungkinan-kemungkinan yang lebih luas, seperti tawaran dunia perfiliman dan pertelevisian.
Kenyataan bahwa banyak sekolah kini memiliki sanggar teater adalah merupa kan sesuatu yang menyenangkan. Dengan program yang disiapkan IDEA, keterli batan mereka bukan hanya sekedar kegiatan untuk mengisi waktu.
Banyak Negara sudah membuktikan bahwa pengajaran teater bermanfaat bukan hanya untuk kepentingan ekspresi seni semata, namun juga dimanfaatkan oleh dunia usaha, terapi dan pemulihan dari gangguan kejiwaan. Apakah cukup banyak pegiat teater yang mengetahui akan hal ini?. Orang bisa mencari tahu lewat jalannya sendiri. Namun, IDEA dengan program-programnya akan langsung mengajak untuk membuktikan dan memanfaatkannya, ujarnya. (Cy)