Sabtu, 04 Juni 2011

ANCAMAN TERHADAP PRESIDEN SOEKARNO

CEC, Depok.


(1). Tahun 1957.
Penggranatan terhadap Presiden Soekarno di pekarangan Perguruan Cikini, Jln.Cikini Raya oleh Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII). Anggota-anggota Dinas Pengawasan Keselamatan Negara (DPKN) Pusat dari Sub Bagian II/Opsnal yang menangani bersama DPKN Komisariat Jakarta Raya.
(2). Tahun 1958.
Dalam rangka peringatan Idhul Adha di halaman Istana Jakarta, Bung Karno di tembak dengan pistol dari jarak kurang lebih 3 meter. Petugas DPKN bernama Amun Sudaryat melindungi Bung Karno dengan jalan memeluk pada bagian punggung. Peluru pistol mengenai bahu kanan Amun Sudaryat. Bung Karno selamat.
(3). Tahun 1959.
Perusahaan(Jepang) Kinoshita Shoten berhasil menyodorkan seorang wanita Jepang bernama Sakikokanasi kepada Bung Karno. Sakikokanasi di tempatkan di Jln.Pekalongan No.15 Menteng,Jakarta, bekas kediaman Basuki Abdullah.
Missi Sakikokanasi dari jalur;
a. Kinoshita Shoten : " Agar permintaan Indonesia mengenai jumlah Rampasan Perang di turunkan/di kurangi (dari jumlah US$ 850.000.000,-)".
b. Sekretaris II Kedubes Jepang di Jakarta : Agar Pemerintah Indonesia mengijinkan sejumlah Emigran Jepang masuk ke wilayah Kalimantan/Indonesia" (Kasus pencurian Harta Karun di hutan Kalimantan yang disembunyikan oleh Kaigun/Angkatan Laut Tentara Jepang pada waktu Perang Dunia Ke-II sedang berkecamuk).
Bung Karno menolak. Sakikokanasi harakiri (minum racun) dimakamkan oleh Ajudan Sugandhi di Blok P Kebayoran Baru, Jakarta.
Beberapa hari kemudian, muncul di Jakarta seorang wanita Jepang bernama Nemoto. Selanjutnya di kenal dengan nama Ratnasari Dewi. Realisasi Rampasan Perang menjadi US$ 350.000.000,-
(4). Tahun 1959.
Letnan(U) Maukar (anak dari Ajun Komisaris Besar Polisi Maukar) dengan pesawat Mig menembak Istana Jakarta. (Cy, dbs)

SUNGAI

CEC, Depok.


Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.35 tahun 1991 tentang Sungai; "Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan di batasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Garis sempadan sungai adalah garis batas luar pengamanan sungai. Garis sempadan sungai bertanggul ditetapkan dengan batas lebar sekurang-kurangnya 5(lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul. Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi serba guna bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Oleh karena itu, sungai harus di lindungi dan di jaga kelestariannya, di tingkatkan fungsi dan kemanfaatannya, dan di kendalikan daya rusaknya terhadap lingkungan. (Cy)

Jumat, 03 Juni 2011

NAIK KE SURGA

CEC, Depok.


DIA telah Naik Ke-Surga dan duduk di sebelah kanan ALLAH. Kemudian akan datang kembali dengan penuh KUASA untuk MENGADILI dan MENGHAKIMI orang-orang yang percaya dan orang-orang yang tidak percaya. GBU. (Cy)

Rabu, 01 Juni 2011

PIAGAM TERBENTUKNYA NKRI

CEC, Depok.
Pada tanggal 15 Agustus 1950, Presiden Soekarno menanda-tangani Piagam Pernyataan Terbentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI): "Berdasarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, maka kami atas nama rakyat pada tingkatan perjuangan kemerdekaan sekarang ini menyatakan sebagai perubahan dalam negeri, terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang meliputi seluruh tanah-air dan segenap bangsa Indonesia". (Cy)

Senin, 30 Mei 2011

DEMOKRASI

CEC, Depok.
Menurut Bung Karno (Dibawah Bendera Revolusi), "Demokrasi adalah Pemerintahan Rakyat. Cara pemerintahan ini memberi hak kepada semua rakyat untuk ikut memerintah. Cara pemerintahan ini menjadi cita-cita semua partai-partai nasionalis di Indonesia. Yang membawa demokrasi mula-mula di dunia Barat ialah pemberontakan Perancis kira-kira 100 s/d 125 tahun yang lalu. Sebelum pemberontakan itu, cara pemerintahan Eropa adalah otokrasi; kekuasaan pemerintahan adalah didalam tangan satu orang saja, yaitu didalam tangan Raja. Rakyat tidak ikut bersuara. Rakyat harus menurut saja. Raja mengaku dirinya sebagai wakil Tuhan didunia ini. Didalam cara pemerintahan otokrasi itu, raja didukung oleh dua golongan. Pertama, golongan kaum ningrat/bangsawan. Kedua kaum penghulu agama/ulama. Kedua golongan ini menjadi bentengnya raja, bentengnya otokrasi. Jadi, raja + kaum ningrat/bangsawan + kaum penghulu agama/ulama adalah gambarnya kaum jempolan didalam masyarakat itu. Masyarakat yang demikian itu dinamakan masyarakat Feodal. Tetapi, lambat laun timbullah satu golongan baru, suatu kelas baru, yang ingin mendapat kekuasaan pemerintahan. Golongan baru atau kelas baru ini adalah kelasnya kaum Burjuis. Mereka punya perusahaan-perusahaan, mereka punya perniagaan, mereka punya pertukangan, mulai lahir dan timbul. Untuk suburnya dan selamatnya mereka punya perusahaan, perniagaan dan pertukangan itu, perlulah mereka mendapat kekuasaan pemerintahan. Mereka sendirilah yang lebih tahu mana undang-undang, mana aturan-aturan, mana cara pemerintahan yang paling baik buat kepentingan mereka. bukan raja, bukan kaum ningrat/bangsawan, bukan kaum penghulu agama/ulama. Berarti, kekuasaan itu harus direbut. Tetapi untuk merebut, orang harus mempunyai kekuatan. Maka kaum burjuis memakai kekuatan rakyat, dan diajak bergerak, dikelabui dengan menjanjikan kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan. Rakyat menurut, rakyat mau berjuang dan berkelahi mati-matian, karena nasib rakyat dibawah pemerintahan otokrasi adalah nasib yang sengsara. Rakyat tidak sadar bahwa mereka hanya menjadi alat burjuis saja. Pergerakan menang, raja runtuh, kaum ningrat/bangsawan runtuh dan kaum penghulu agama/ulama juga runtuh. Dengan kata lain, otokrasi runtuh, diganti dengan cara pemerintahan yang baru yang dinamakan DEMOKRASI". (Cy)