Selasa, 20 Mei 2014

Kasus Tabrak Lari Pengendara Motor, Walikota Depok, NURMAHMUDI Menuai Kecaman

CEC : Masyarakat dan LSM Kota Depok Mengecam Kasus Tabrak Lari Pengendara Motor (12/5)  yang dilakukan oleh Iring-Iringan Mobil Dinas Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail. ''Semestinya korban langsung ditolong bukan ditinggal begitu saja karena yang menabrak mobil Wali Kota Depok dengan alasan harus terburu-buru menghadiri sebuah acara. Ini tidak memberi contoh yang baik,'' ujar Andre, warga Pancoranmas, Depok, ketika dimintai komentarnya soal Kasus Tabrak Lari Pengendara Motor yang dilakukan oleh iring-iringan mobil dinas Walikota Depok, 

Hal senada dikatakan oleh Ketua LSM Pemantau Kinerja Aparatur Negara (Penjara) Kota Depok,  M Thohir Barabba. Dikatakannya, "Sangat disesalkan sikap Nur Mahmudi yang tidak mau turun dari mobilnya tak kala mobil dinasnya menabrak seorang pengendara motor. Kami menuntut moralitas Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail terkait tidak bertanggungjawab dan memilih 'lari' meninggalkan korban yang ditabrak'', tuntut Thohir Barabba yang juga telah melakukan aksi demonstrasi mendukung keluarga korban yang meminta pertanggung jawaban dari Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail.

Sementara itu, keluarga besar Tasma Rosyid (44 tahun), korban tabrakan kendaraan dinas Wali Kota Depok didukung LSM Penjara Depok menggelar aksi demonstrasi di Balaikota Depok, Senin (19/5) kemarin. Namun disayangkan keluarga korban, aksi demonstarsi itu tidak membuat orang nomor satu Kota Depok itu mau menemui keluarga korban. Adik korban, Nana mengatakan, aksi unjuk rasa itu dilakukan karena selama seminggu Wali Kota Depok tersebut tidak mau bertanggung jawab atas peristiwa yang dialami kakaknya tersebut. Selain itu juga,  tidak mendapatkan kunjungan atau rasa kemanusian dari Nur Mahmudi.  ''Jika memang Walikota Depok Nurmahmudi Ismail masih memiliki rasa kemanusiaan, seharusnya ia bisa menjenguk kakak saya. Keluarga kami tidak akan mempersalahkan kejadian yang sudah terjadi. Tetapi kalau memang sudah seperti ini, maka  terpaksa jalur hukum akan kami tempuh. Walaupun sebenarnya kami hanya minta persoalan tabrak lari ini dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Maka, tidak ada tuntutan lain yang kami ajukan,'' ujar Nana.

Nurmahmudi : "Pengendara Motor yang Bersalah"

Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail bersikeras pihaknya tak bersalah atas kasus kecelakaan yang melibatkan mobil dinasnya dan seorang penggendara motor bernama Tasma Rosyid. Nur Mahmudi  menegaskan, pengendara motor itulah yang salah lantaran melanggar aturan karena memotong jalur rombongan yang saat itu sudah diberi peringatan oleh motor BM Polisi dan mobil pengawal (Patwal). ''Patwal sudah memberikan isyarat sirenenya. Harusnya saat itu dia ngerem, tapi malah melaju. Akhirnya dia menyenggol mobil dinas yang kita pakai,'' jelas Nur Mahmudi, Senin (19/5) kemarin.

Saat itu, lanjut Nur Mahmudi, pihaknya bersama rombongan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat hendak menuju kawasan Bojongsari untuk melakukan evaluasi. ''Yang jelas posisi dia (Tasma) saat itu harusnya ngerem. Karena kami sudah sesuai aturan,'' ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Nur Mahmudi juga membantah jika pihaknya dituding tak mempedulikan korban. Ia mengatakan, saat kejadian ada timnya yang langsung melakukan pertolongan pertama. ''Ada tim yang sudah menangani. Jangan bilang saya arogan, karena memang sudah ada yang diperintahkan untuk menangani kasus itu,'' papar Nur Mahmudi yang tak membantah jika dirinya tak turun dari mobil dinasnya. (*)

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

Minggu, 18 Mei 2014

Kasus Nurmahmudi Tabrak Lari di Depok, MENDUNIA

"Kasus Tabrak Lari Pengelola Depok Nurmahmudi yang dinilai melakukan perbuatan BIADAB dan yang Tak Berperikemanusiaan, jadi MENDUNIA"
CEC : Tasman Rosyid, seorang buruh bangunan ditabrak iring-iringan mobil rombongan Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail di Jalan Raya Sawangan, Mampang, Depok.Saat kejadian Tasman mengendarai sepeda motor Yamaha Vega miliknya.
Akibat kejadian itu, pria berusia sekitar 40 tahunan itu menderita luka-luka diantaranya tiga jari kirinya yakni jari telunjuk, jari tengah dan jari manis patah, 2 ruas tulang iga depannya juga patah, serta sekujur badannya memar-memar.
Tasman yang merupakan warga Gang Rukun 3 No 57 Kampung Sidamukti, Kecamatan Cilodong, Depok sempat dirawat di rumah sakit, namun akhirnya harus menjalani rawat jalan akibat keterbatasan biaya.
Angga rekan korban yang juga aktivis salah satu LSM di Depok, menjelaskan, peristiwa yang dialami Tasman, ayah tiga anak itu terjadi Senin (12/5/2014) lalu.
Pihaknya, kata Angga, sejak awal sudah memberitahukan peristiwa itu ke jajaran pejabat Pemkot Depok untuk diteruskan ke Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail. Namun, katanya, tidak ada juga bantuan nyata dari Pemkot Depok atau Wali Kota Depok, kepada korban.
"Selain luka-luka, motor korban juga rusak parah. Tidak ada bantuan biaya pengobatan atau lainnya dari Wali Kota," kata Angga saat dihubungi Warta Kota, Minggu (18/5/2014).
Menurut Angga, pada Kamis (15/5/2014) sore datang petugas puskesmas ke rumah korban di Cilodong. "Petugas puskesmas justru menyuruh korban membuat surat Jamkesda agar mendapat keringanan biaya. Kedatangan mereka justru makin membingungkan dan menyulitkan keluarga korban," kata Angga.
Untuk itu, tambah Angga, ia bersama aktivis lainnya akan menggalang bantuan dan mendesak pihak Pemkot Depok untuk bertanggung jawab atas korban. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan dari pejabat Pemkot Depok. (*)

Sumber : TRIBUNNEWS.COM