Sabtu, 27 Oktober 2012

DPRD KOTA DEPOK HANYA MENANYAKAN "WANI PIRO" !?.


CEC online : PENYEBAB KISRUH PILKADA DEPOK ADALAH DUKUNGAN PARTAI HANURA KOTA DEPOK TERHADAP PASANGAN "YUYUN WIRASAPUTRA - PRADI SUPRIATNA". 
Kisruh Sengketa Pilkada Depok terjadi karena kesalahan dari KPU Kota Depok . Kesalahan KPU Depok seharusnya tidak akan terjadi kalau Anggota DPRD Kota Depok menjalankan Fungsi dan Tugasnya sesuai dengan Undang-Undang. Pada saat terjadinya dukungan Ganda Partai Hanura terhadap Pasangan BK-PRI dan Yuyun-Pradi, DPRD tidak memanggil KPU Kota Depok untuk menanyakan mengenai hal tersebut. Tidak menutup kemungkinan, DPRD hanya menanyakan "WANI PIRO"..!!??. (cy)

BUPATI BOGOR, RAHMAT YASIN DIDUGA TERIMA SUAP RP. 5 MILIAR.


CEC online : Tardip Gabe - Bupati Bogor Terima Suap Rp.5 Miliar.
Kicauan Si Macan Soal Hambalang: Cikeas Lindungi Andi Malarangeng 

Ditulis Oleh redaksi 
Rabu, 17 Oktober 2012 22:22 
Kejutan baru proyek Hambalang seperti yang dijanjikan Ketua KPK Abraham Samad agaknya tidak akan pernah terjadi. Sama halnya ketika Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas yang pernah menjanjikan bakal ada menteri aktif menjadi tersangka korupsi. Itu artinya, tidak ada yang baru dalam pengusutan kasus yang menyeret sejumlah elit Demokrat itu. 
TERBARU, Menpora Andi Malarangeng juga diisukan tidak masuk dalam daftar auditor BPK dalam LHP yang akan diserahkan ke KPK. Padahal, sebagai penanggungjawab proyek, Andi seharusnya punya tanggungjawab besar pada proyek triliunan itu.
Isu beredar, yang salah satunya dihembuskan pemilik akun twitter @TrioMacan2000, nama Andi akan sengaja dihapuskan BPK. Tujuannya jelas, untuk mengamankan dugaan korupsi yang didalangi keluarga Cikeas. Tudingan @TrioMacan2000 itu juga disertai beberapa keterangan dari sejumlah pihak yang terlibat dalam proyek Hambalang.
Sebagaimana diungkapkan saksi Dedy (Kabiro) dan Wafid Muharram (mantan Sesmenpora), semua proses pengurusan sertifikat Hambalang turut melibatkan berbagai pihak, yakni BPN, Bupati Bogor, dan anggota DPR. Tentu saja, keterlibatan sejumlah pihak itu juga diketahui dan dilaporkan kepada Andi sebagai penanggungjawab. Bahkan, semua pemenang proyek pengadaan Hambalang ini ditentukan Andi melalui adiknya Choel Mallarangeng bersama orang kepercayaannya Paul Nelwan.
Lenyapnya nama Andi dari laporan BPK, kata @TrioMacan2000, semakin membuktikan Cikeas merasa takut jika rahasia Cikeas akhirnya terbongkar. Lantas, siapakah orang yang selama ini menyembunyikan Andi dari daftar tersangka? @TrioMacan2000 berkicau, anggota BPK Taufikurahman Ruki adalah dalang di balik semua itu.
Ruki yang merupakan Ketua KPK Jilid I ini oleh @TrioMacan2000 telah membuat daftar yang nantinya diserahkan pada lembaga pimpinan Abraham Samad. Salah satu modusnya, Ruki memaksakan auditor BPK untuk memasukkan peran swasta. Cara ini dilakukan untuk mengamankan Andi sebagai pejabat pemerintah, tetapi di sisi lain menjebloskan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
“Jadi, insial AM yg disebut-sebut media bukanlah Andi Malarangeng tapi Agus Martowardoyo. Peran Andi M sudah diamankan Ruki,” kicau @TrioMacan2000, Rabu (17/10).
Barangkali, agar tidak terkesan mengada-ada, @TrioMacan2000 juga menyertakan sejumlah nama yang diduga terlibat dalam proyek Hambalang. Untuk pejabat BPN sendiri, melibatkan Kepala BPN Joyo Winoto dan Kepala BPN Bogor. Sedangkan untuk pengurusan sertifikat Hambalang yang berperan aktif dan terlibat suap menyuap adalah Nazaruddin, Ignatius Mulyono.

Joyo Winoto sebagai ketua BPN diduga terima suap sebesar Rp 10 Milyar dari Nazaruddin. Sedangkan Ignatius Mulyono, yang tercatat sebagai anggota DPR disebut menerima Rp 2 Milyar sebagai calo pengurusan ke BPN. Tak ketinggalan, Bupati Bogor Rahmat Yasin juga diduga terima suap sedikitnya Rp 5 Milyar dalam pengurusan sertifikat Hambalang.
Sementara, di Kementerian Keuangan, pejabat-pejabat yang terlibat antara lain Menkeu Agus Martowardoyo, Wamenkeu Anny Ratnawati, Mulia P Nasution (Sesmenkeu), Dewi Puji Astuti Handayani (Direktur Anggaran II Kemenkeu), Sudarto (Kasubdit II E - Ditjen Anggaran Kemenkeu), Rudi Hermawan (Kasie II E 4 Ditjen anggaran), dan Ahmad Malik (Staf Seksi E4). Supri. (tardip/cy)

ANGGOTA KPU DEPOK, RADEN SALAMUN ADININGRAT, JADI TERSANGKA.


CEC online : DEPOK, RIMANEWS- Kepolisian Resor Metro Depok menetapkan Raden Salamun Adiningrat, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Depok sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap dua wartawan media elektronik. Penganiayaan wartawan tersebut terjadi Selasa (19/10/2010).
Penetapan tersangka itu, diungkapkan Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Depok Komisaris Ade Rahmat Idnal di Depok, Senin (8/11/2011) kemarin. "Kasus penganiayan terhadap dua wartawan berlanjut sampai ke pengadilan," kata Rahmat.
Terhitung dari mulai Senin, Raden Salamun resmi sebagai tersangka. "Tapi, tidak langsung dilakukan penahanan. Yang pasti, status Salamun telah kami tingkatkan dari semua sebagai saksi menjadi tersangka," ujar Ade.
Sebelum penetapan sebagai tersangka, Salamun terlebih dahulu diperiksa di ruang Reserse Kriminal Polres Metro Depok dengan memberikan belasan pertanyaan.
Kasus itu terjadi ketika ratusan warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Pemilu Kada (Gempur) melakukan aksi unjuk rasa di Kantor KPU Kota Depok, Jalan Kartini, Kelurahan Depok, Pancoran Mas. Mereka mendesak KPU untuk segera melakukan pemilu kada ulang. Ratusan pendemo merupakan pendukung pasangan Gagah Suni Sumantri-Dery Drajat, Yuyun Wira Saputra-Paradi Supriyatna, dan pasangan Badrul Kamal-Agus Supriyanto. Ratusan warga melakukan aksi karena sebagian besar warga Kota Depok tidak memberikan hak politik saat pencoblosan di 2.400 Tempat Pemungutan Suara (TPS) gara-gara tidak mendapat surat undangan dan kartu Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Raden Salamun Adiningrat, selaku penanggungjawab logistik dan DPT kemudian melakukan dialog dengan belasan perwakilan aksi di ruang kerjanya Namun saat berdialog, Salamun tak bisa memenuhi tuntutan warga yang menuntut pemilu kada ulang. Situasi pun memanas. Saat itulah Salamun menganiaya Latif dari Trans TV dan David Ricardo Panggabean dari TV One. (MI/dni) — bersama Kasno Kapok, Pemuda Depok, R G Dhado Permana, dan 27 lainnya. (cy)

Selasa, 23 Oktober 2012

DUA ORANG YANG MENGKLAIM DIRINYA SEBAGAI WALIKOTA DEPOK

CEC online : Dua orang warga mengklaim dirinya masing-masing sebagai Walikota Depok. Salah satu diantaranya mengklaim dirinya sebagaiWalikota Depok Gaul, sedangkan yang satu lagi sebagai Walikota Depok Invalid. Namun, mereka berdua tampak akrab, walau sebenarnya ada perselisihan diantara mereka berdua. (cy)

WARTAWAN YANG DIANIAYA DI PERTONTONKAN KEPADA SISWA SD


CEC online : TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono angkat bicara soal penganiayaan sejumlah wartawan yang tengah meliput jatuhnya peswat Hawk 200 di Kampar, Riau. "Kalau pesawat tempur, kan, rahasia. Nanti kalau, misalnya, bawa bom, nanti kena bomnya. Sebetulnya ada kerahasiaannya juga," kata Imam di Istana Negara, Selasa, 16 Oktober 2012. Agus pun menjelaskan pesawat Hawk tersebut sebaiknya tidak didekati terlebih dahulu. "Ada hal-hal yang berkaitan dengan pesawat itu sendiri. Contohnya tadi jangan sampai sedang bawa bom, kemudian mendekat, meledak. Kemudian yang disalahkan TNI Angkatan Udara. Ini demi keselamatan semua," Agus melanjutkan.
Tak hanya karena potensi pesawat tempur sedang membawa bahan peledak, Panglima beralasan pesawat tidak boleh didekati untuk melancarkan penyelidikan penyebab kecelakaan."Data recorder-nya harus diketemukan dulu. Jangan sampai itu jadi 
hilang," kata Agus.
Tiga wartawan mengalami tindak kekerasan oleh tentara ketika meliput jatuhnya pesawat. Mereka adalah wartawan TVOne serta fotografer harian Riau Pos dan LKBN Antara. Mereka dipukul dan kameranya disita. Tidak hanya wartawan yang mengalami tindak kekerasan. Dua mahasiswa Universitas Islam Riau, yang mencoba mengambil foto dengan kamera telepon genggam, juga ditinju tentara hingga bibir salah seorang dari mereka pecah.
Seperti diberitakan, pesawat jenis Hawk 200 jatuh sekitar pukul 11.45 tadi di Perumahan Pandau, Kecamatan Pasir Putih, Kabupaten Kampar, Riau. Pesawat yang dipiloti oleh Letnan Dua Reza Yori Prasetyo ini jatuh hanya sekitar tiga kilometer dari Landasan Udara TNI di Pekanbaru, Riau. Tidak ada korban jiwa karena pilot penerbang sempat menyelamatkan diri dengan kursi pelontar. Pesawat yang jatuh tadi sedang dalam latihan untuk acara Angkasa Yudha yang akan diadakan 23 Oktober, di Tanjung Pandan, Belitung. Acara ini merupakan latihan perang rutin untuk TNI Angkatan Udara. "Ini persiapan untuk itu. Rencananya F16, Sukhoi, Hawk dan Hercules," kata dia.
Namun, setelah jatuh pada hari ini, rencananya TNI akan meng-grounded (tidak mengoperasikan) seluruh 32 pesawat jenis Hawk 200. "Satu jenis (semuanya)," Imam melanjutkan. ARYANI KRISTANTI - (cy)