Senin, 30 Mei 2011

DEMOKRASI

CEC, Depok.
Menurut Bung Karno (Dibawah Bendera Revolusi), "Demokrasi adalah Pemerintahan Rakyat. Cara pemerintahan ini memberi hak kepada semua rakyat untuk ikut memerintah. Cara pemerintahan ini menjadi cita-cita semua partai-partai nasionalis di Indonesia. Yang membawa demokrasi mula-mula di dunia Barat ialah pemberontakan Perancis kira-kira 100 s/d 125 tahun yang lalu. Sebelum pemberontakan itu, cara pemerintahan Eropa adalah otokrasi; kekuasaan pemerintahan adalah didalam tangan satu orang saja, yaitu didalam tangan Raja. Rakyat tidak ikut bersuara. Rakyat harus menurut saja. Raja mengaku dirinya sebagai wakil Tuhan didunia ini. Didalam cara pemerintahan otokrasi itu, raja didukung oleh dua golongan. Pertama, golongan kaum ningrat/bangsawan. Kedua kaum penghulu agama/ulama. Kedua golongan ini menjadi bentengnya raja, bentengnya otokrasi. Jadi, raja + kaum ningrat/bangsawan + kaum penghulu agama/ulama adalah gambarnya kaum jempolan didalam masyarakat itu. Masyarakat yang demikian itu dinamakan masyarakat Feodal. Tetapi, lambat laun timbullah satu golongan baru, suatu kelas baru, yang ingin mendapat kekuasaan pemerintahan. Golongan baru atau kelas baru ini adalah kelasnya kaum Burjuis. Mereka punya perusahaan-perusahaan, mereka punya perniagaan, mereka punya pertukangan, mulai lahir dan timbul. Untuk suburnya dan selamatnya mereka punya perusahaan, perniagaan dan pertukangan itu, perlulah mereka mendapat kekuasaan pemerintahan. Mereka sendirilah yang lebih tahu mana undang-undang, mana aturan-aturan, mana cara pemerintahan yang paling baik buat kepentingan mereka. bukan raja, bukan kaum ningrat/bangsawan, bukan kaum penghulu agama/ulama. Berarti, kekuasaan itu harus direbut. Tetapi untuk merebut, orang harus mempunyai kekuatan. Maka kaum burjuis memakai kekuatan rakyat, dan diajak bergerak, dikelabui dengan menjanjikan kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan. Rakyat menurut, rakyat mau berjuang dan berkelahi mati-matian, karena nasib rakyat dibawah pemerintahan otokrasi adalah nasib yang sengsara. Rakyat tidak sadar bahwa mereka hanya menjadi alat burjuis saja. Pergerakan menang, raja runtuh, kaum ningrat/bangsawan runtuh dan kaum penghulu agama/ulama juga runtuh. Dengan kata lain, otokrasi runtuh, diganti dengan cara pemerintahan yang baru yang dinamakan DEMOKRASI". (Cy)

Tidak ada komentar: