Senin, 27 Februari 2012

DIKLAT WARTAWAN DEPOK

CEC DEPOK : Untuk lebih mendalami ilmu kewartawanan kearah profesional, sejumlah kuli tinta Kota Depok Jawa Barat, menggelar pendidikan jurnalistik dan diskusi panel. Kegiatan dalam rangka memperingati hari pers nasional itu di laksanakan di Hotel Gubug Jaya Puncak Bogor Jawa Barat, Sabtu (25-26/2/2012). Acara dimulai sejak pukul 15.00 WIB, diawali dengan laporan panitia kegiatan. Sesion pelatihan Jurnalistik disampaikan oleh Asep D Nasrudin dari Dewan Redaksi Radar Online, sedangkan session lainnya di sampaikan oleh Kartika Hanafie dari lembaga Pusat Kajian Keuangan Daerah (PK2 Otda) Jakarta.
Ketua panitia HPN Tuhari dalam sambutaannya mengaku bangga dan terima kasih atas terselengaranya kegiatan kepada rekan semua hingga sukses. Meski tidak di hadiri pejabat, kegiatan tetap berjalan sesuai rencana. Dengan pelatihan ini di harapkan kemampuan wartawan dalam menjalankan profesinya lebih profesional dan tetap bersatu. Perlu di ingat wartawan jangan mau di jadikan alat penguasa, kata Tuhari.
Asep D Nasrudin dalam paparan jurnalistiknya mengatakan, profesi wartawan merupakan profesi yang sangat mulia, tetapi profesi tersebut sering tercoreng oleh wartawan itu sendiri karena ketidak mampuan sumberdaya manusianya. Akan sangat malu jika seorang yang mengaku wartawan membuat berita pun tidak mampu atau tidak ada karya tulisnya, karena pada dasarnya wartawan adalah penulis. Didalam menjalankan profesinya, seorang wartawan jika ingin mewawancara sumber, harus memiliki segudang pertanyaan, alangkah malunya jika seorang wartawan jika ingin mewawancarai narasumber, kehabisan pertanyaan. Sesuai dengan perkembangan jaman, wartawan juga jangan sampai ketinggalan ilmu tekhnologi (IT) dan harus menguasainya. Karena masih banyak wartawan yang belum menguasai ilmu teknologi,” katanya.
Sementara Dasmir Ali Malayu, selaku Moderator dari Harian Neraca mengatakan; "Soal pemberita an jangan hanya katanya-katanya harus dilampirkan data, photo dan data- data lain yang men dukung fakta. Hal itu agar terhindar dari unsure fitnah dan tuntutan dari narasumber. Jadi berita itu harus disertai data dan fakta yang akurat, selain berita itu berkualitas akan juga berpengaruh terhadap si penulisnya itu sendiri,” kata Dasmir.
Di session terakhir, Kartika Hanafie dari Pusat Kajian Keuangan Otonomi Daerah (PK2Otda) memaparkan, wartawan penting menambah ilmu agar tingkat Profesionalismenya bertambah, karena masih banyak wartawan yang menurut pandangan saya, banyak yang kurang professional dan terkesan kebablasan dan terkesan tidak optimal dalam melakukan cek dan ricek. Dikatakannya, Era repormasi pada hakikatnya dapat dijadikan momentum para wartawan media cetak, pers untuk mengembangkan kebebasan pers yang sehat. Nah di era repormasi ini, wartawan dalam menjalankan profesinya, diharapkan dapat mengembangkan media lebih kearah propesional dan lebih dewasa lagi dalam mencari berita,” katanya.


Tidak ada komentar: