Rabu, 13 Februari 2013

ANIS MATTA MULAI TERSERET - SERET


CEC : Tardip Gabe > JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemarin melakukan penggeledahan di ruangan kerja mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera(PKS), Luthfi Hasan Ishaaq di DPR. Sejumlah barang bukti dalam dua kardus dan satu koper diamankan dalam penggeledahan itu. Sekitar pukul 10:30 WIB, sepuluh penyidik KPK mendatangi gedung nusantara I DPR. Mereka berjalan cepat langsung menuju lantai 3 Fraksi PKS. Tidak ada pernyataan apapun dari para penyidik atas kegiatan itu. Setiba di lantai 3, penyidik langsung menuju ruang 315 tempat Luthfi. Wartawan tertahan di pintu masuk pertama sebelum memasuki ruangan-ruangan masing-masing anggota Fraksi PKS. Sekretaris Fraksi PKS Abdul Hakim di tempat yang sama menyatakan, pihaknya dengan tangan terbuka mempersilakan KPK untuk melakukan penggeledahan. “Ya nggak apa-apa, kita mendukung untuk proses secepatnya, proses hukum, agar cepat selesai,” kata Hakim, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin (11/2). Hakim mengatakan, kedatangan para penyidik khusus menggeledah ruang Luthfi. Tak ada ruang anggota Fraksi PKS lainnya yang turut digeledah. “Nggak ada pemberitahuan, cuma ruang Pak Luthfi aja,” ujarnya.
Para penyidik tidak membutuhkan waktu lama untuk melakukan penggeledahan. Sekitar pukul 14:00 WIB, penyidik selesai dan bergegas keluar. Mereka membawa dua kardus besar dan satu koper sambil berlari. Proses penggeledahan oleh penyidik KPK di ruangan Luthfi itu memaksa Fraksi PKS membatalkan acara penting. Keterangan pers perkenalan Wakil Ketua DPR baru pengganti Anis Matta dibatalkan oleh PKS. “Dikarenakan Surat dari Pimpinan DPR RI belum sampai di Fraksi PKS, maka Konferensi Pers Penunjukkan Wakil Ketua DPR RI hari ini dibatalkan dan akan dilaksanakan besok (Selasa, 12/2),” ujar pernyataan PKS.
Pembatalan itu muncul tidak lama setelah Fraksi PKS menyampaikan undangan itu. Kapoksi PKS di bidang ekonomi Muhammad Sohibul Iman sudah digadang-gadang bakal menjadi pengganti Anis menjadi salah satu pimpinan DPR. Sementara itu, di Gedung KPK, Jubir Johan Budi mengatakan kalau penggeledahan tersebut harus dilakukan. Sebab, ada hal-hal yang diduga bisa menjadi tambahan bukti untuk penyidik terkait kasus impor daging sapi. “Termasuk di ruang kerja LHI (Lutfi Hasan Ishaaq) di Gedung Nusantara 1 DPR,” ujar Johan. Lebih lanjut dia menjelaskan, penggeledahan tidak hanya dilakukan di ruang kerja Lutfi. Ada dua tempat lagi yakni sebuah kantor di kawasan Jalan Ampera Raya, dan rumah di daerah Cilandak. Kedua tempat itu merupakan milik saksi dari para tersangka. Penggeledahan sendiri kata Johan dilakukan sejak pukul 10:00 WIB. Ada beberapa orang yang bertugas mencari bukti tambahan untuk kasus impor daging sapi. Upaya pengusutan kasus sendiri untuk Senin (11/2) masih terbatas penggeledahan, tidak ada pemanggilan saksi atau meminta keterangan dari orang yang dianggap tahu kasus itu.
Di tempat yang sama, kuasa hukum Lutfi, M. Assegaf mengaku belum tahu apa yang dicari dan dibawa oleh penyidik KPK. Dia mendatangi markas lembaga antirasuah itu karena hari ini kliennya bakal diperiksa sebagai tersangka. “Belum tahu apa yang didapat KPK dari penggeledahan itu,” tuturnya.
Di lain pihak, digadang-gadang Presiden PKS, Anis Matta mulai terseret kasus suap sapi. Itu setelah adanya petunjuknya di dalam tas jinjing Ahmad Fathanah yang disita KPK setelah ia ditangkap di kamar 1740 Hotel Le Meridien bersama perempuan muda bernama Maharani, Selasa malam dua pekan lalu. Beberapa lembar salinan sertifikat rumah atas nama istri pertama Anis, Anaway Irianti Mansyur, terselip di dalam tas pria itu.
Dimintai konfirmasi, Anis tak membantah kenal Ahmad. Dia menyatakan tahu karena keluarga lelaki itu merupakan pengasuh pondok pesantren terkenal di Sulawesi Selatan, tempat asalnya. Anis mengatakan lupa waktu terakhir kali Ahmad datang ke ruangannya--yang pasti, kata dia, bukan Selasa siang dua pekan lalu, sebelum Ahmad ditangkap KPK. Ketika itu, Ahmad membawa seseorang yang berniat menjadi calon Gubernur Nusa Tenggara Barat. “Kami membahas persiapan pilkada di beberapa tempat,” kata Anis.(bay/dim) - [tardip/cy]

Tidak ada komentar: