Jumat, 02 Agustus 2013

FPI - LULUNG BEKING PROSTITUSI TANAH ABANG


CEC : Jarak antara Markas Front Pembela Islam (FPI) di Jl. Petamburan III ke area prostitusi Tanah Abang, jika ditempuh dengan mobil hanya kurang dari 2 km. Jika lewat jalan pintas dengan motor, hanya sekitar 1 km saja, sangat dekat. Namun area prostitusi ini tidak pernah diusik FPI. Pernahkah anda bertanya-tanya kenapa FPI memilih mendemo Lady Gaga ketimbang prostitusi dalam radius 2 km dari markasnya?

Prostitusi di area ini, dimulai dari Jl. Aipda KS Tubun depan Museum Textile, sepanjang jembatan yang melintasi sungai, membelok ke Jl. Kebon Jati, Jati Baru, berakhir di Stasiun Tanah Abang. Malam hari di sepanjang jalan tersebut, para wanita berpakaian minim duduk-duduk di pinggir jalan. Beberapa bercengkerama dengan pria di atas motor. Sementara itu, area PKL yang sedang ramai dibicarakan, mulai dari depan Museum Textile, sepanjang jembatan yang melintasi sungai, membelok ke Jl. Kebon Jati berakhir di Pertokoan Tanah Abang. Jadi, prostitusi dan PKL Tanah Abang berada di area yang sama.
Rencana Ahok yang hendak merelokasi PKL Tanah Abang, membuat mereka mendapat tempat berdagang yang layak dan nyaman. Dagangan tidak basah kalau kehujanan, tidak repot menutup barang dengan plastik, tidak kena debu, tidak kesenggol mikrolet, tidak diseruduk kambing. Namun rencana membuat nyaman para pedagang kaki lima (PKL) tersebut, malah memunculkan siapa yang ternyata menjadi penguasa Tanah Abang.
Haji Lulung sama Cina nya sama Ahok. Belakangan muncul pembela Haji Lulung, tidak lain dan tidak bukan adalah FPI. Gara-gara Ahok, kita jadi tahu kalau Haji Lulung ini yang menguasai area Tanah Abang, dan dibela oleh FPI. Menggunakan dalih membela PKL dan Islam, namun ujung-ujungnya tetap menjaga agar area Tanah Abang tetap seperti sediakala. Ada PKLnya, ada Prostitusinya, tidak mungkin tidak ada setorannya.

Bagaimana bisa begitu Bib? Ji? (Esther Wijayanti) - cec

Sumber : Kompasiana

Tidak ada komentar: