

Dia menambahkan, "Niat Iran adalah mengembangkan kapasitas nuklir dan senjata nuklir, dengan tujuan untuk menghancurkan Negara Israel."
Hassan Rouhani secara resmi menjabat sebagai Presiden Iran pada Sabtu, 3 Agustus 2013, dengan mendapatkan dukungan pemimpin agung Ayatullah Ali Khamenei. Pada kesempatan itu Khamenei menyampaikan kata sambutan terutama mengenai isu-isu strategis ternasuk pembicaraan masalah nuklir dengan negara-negara besar. Sejumlah negara Barat, hingga saat ini, menduga bahwa program nuklir Iran diarahkan untuk kebutuhan persenjataan nuklir. Namun demikian, Iran berkali-kali menyatakan bahwa pembangunan nuklir yang dilakukan adalah untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik dan medis. Dua negara, Amerika Serikat dan Israel -satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir- menolak mengesampingkan aksi serangan militer guna mencegah Iran mengembangkan kemampuannya memproduksi senjata nuklir.
Pada unjuk rasa di acara peringatan tahunan Hari Quds (Yerusalem), Jumat, 2 Agustus 2013, Rouhani menyinggung soal negara Yahudi. "Di wilayah kami, telah dirasakan luka mendalam terhadap dunia Islam lantaran ada bayang-bayang pendudukan tanah suci Palestina dan Quds (Yerusalem)," ucap Rouhani seperti disiarkan televisi pemerintah.
Dia berjanji akan terus besama rakyat Palestina yang menderita akibat ulah Israel sebagai sebuah Negara Yahudi. Hal itu sejalan dengan kebijaksanaan luar negeri Iran sejak Revolusi Islam 1979 seusai menggulingkan Shah dukungan Amerika Serikat. (cec)
Sumber : TEMPO.CO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar