Jumat, 20 Juni 2014

"HENK NGANTUNG MERUPAKAN GUBERNUR DKI JAKARTA YANG NON MUSLIM"

Chief Editor's Club (CEC) Depok :

CEC : Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran Bandung, Muradi mengatakan : "Kampanye hitam yang sedang dilancarkan dan ditujukan kepada pasangan Jokowi-JK adalah menghembuskan isu bahwa internal PDIP tidak solid mendukung Jokowi. Isu SARA juga sedang dilancarkan di Jakarta, selain fitnah yang beredar melalui Tabloid Obor Rakyat bahwa Jokowi beragama Kristen. Tujuan menyebar isu SARA di Jakarta agar pemilih Jakarta yang pada pemilu legislatif lalu dimenangkan PDI-P mengalihkan dukungan mereka ke Prabowo. "Misalnya, saat ini sedang kencang diwacanakan, Ahok (Basuki Tjahja Purnama, wakil gubernur DKI Jakarta-red) yang beragama Kristen bakal berkuasa kalau Jokowi jadi presiden. Padahal DKI Jakarta pernah punya gubernur nonmuslim, yaitu Henk Ngantung," ujar Muradi.


HENDRIK HERMANUS JOEL NGANTUNG :
Satu-satunya mantan Gubernur DKI yang non muslim, Henk Ngantung atau yang bernama lengkap Hendrik Hermanus Joel Ngantung, tidak pernah mengalami tindakan berbau SARA sampai akhir hayatnya. Pada masa orde baru, Henk sempat disingkirkan. Tetapi dia diangkat kembali oleh Gubernur DKI Ali Sadikin. "Pak Henk juga disenangi oleh yang Islam. Dulu itu tidak ada SARA," kata istri Henk, Evie Mamessa yang ditemui 'Vivanews' di kediaman, Gang Jambu, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, Kamis 9 Agustus 2012, Evie tidak habis pikir mengapa saat ini sangat gencar isu SARA. Berbeda pada saat Henk menjabat Gubernur DKI pada 27 Agustus 1964 sampai 15 Juli 1965. Henk yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI pada 1960-1964 itu juga tidak pilih kasih terhadap warga yang seiman dengan dirinya. "Selama menjabat, Pak Henk tidak pernah membeda-bedakan dari mana golongannya," kata Evie yang menikah dengan Henk pada tahun 1964 itu. Meski tidak ada serangan isu SARA, Henk jatuh oleh isu lain. Pria Manado kelahiran Bogor, Jawa Barat pada 1 Maret 1921 itu dituduh terlibat dalam gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Henk dicopot dari jabatannya sebagai Gubernur DKI pada 1965. "Dikarenakan dia sebagai seniman yang tergabung dalam Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat)," kata Evie. 



Lekra merupakan lembaga kesenian yang dikaitkan erat dengan aktivitas PKI saat itu. 

Henk memang bukan birokrat. Dia seorang seniman. Jejaknya terlihat di monumen Tugu Tani. Dialah yang membut sketsanya sebelum bangunan monumen di Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, itu berdiri tegak. "Tapi Pak Henk bukan PKI. Pak Henk ikut saja (Lekra)," jelas Evie. 

Saat Orde Baru berkuasa, stigma PKI terus melekat kepada Henk. Henk bahkan sempat ditahan tanpa pengadilan. Sampai pada satu titik, pemerintah provinsi DKI menolak memasang foto Henk di deretan foto gubernur DKI Jakarta. Foto Henk diturunkan. Namun pada masa Ali Sadikin menjabat, foto Henk kembali disejajarkan dengan Gubernur DKI lainnya. "Bang Ali mau Pak Henk sejajar posisinya. Walau Pak Henk pernah dituduh sebagai PKI," ungkap Evie.

DAFTAR NAMA GUBERNUR DKI JAKARTA : 

1. Suwirjo - periode tahun 1945 - 1951
2. Sjamsuridjal - periode tahun 1951 - 1953
3. Sudiro - periode tahun 1953 - 1960
4. Soemarno Sosroatmodjo - periode tahun 1960 - 1964 dan 1965 - 1966
5. Henk Ngantung - periode tahun 1964 - 1965 (*)
6. Ali Sadikin - periode tahun 1966 - 1977
7. Tjokropranolo - periode tahun 1977 - 1982
8. Soeprapto - periode tahun 1982 - 1987
9. Wiyogo Atmodarminto - periode tahun 1987 - 1992
10. Surjadi Soedirja - periode tahun 1992 - 1997
11. Sutiyoso - periode tahun 1997 - 2002 dan 2002 - 2007
12. Fauzi Bowo - periode tahun 2007 - 2012
13. Joko Widodo - periode tahun 2012 - 2017

SUMBER : Dari Berbagai Sumber.

Tidak ada komentar: