Rabu, 13 Mei 2015

Tim Komunikasi Presiden Tak Disebut Juru Bicara

Ada jabatan baru di lingkaran presiden yang sudah aktif bekerja melalui keputusan presiden. Jabatan itu adalah dua staf khusus yang dinamakan juga sebagai Tim Komunikasi Presiden. Hal itu kemarin disampaikan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. Salinan keputusan presiden (keppres) tentang pengangkatan Tim Komunikasi Presiden kata dia sedang diotentikasi.
Hari ini, Andi kembali menjelaskan bahwa tim tersebut tak disebut juru bicara. Namun, Tim Komunikasi ini akan menerima pertanyaan dari wartawan ataupun menganalisis isu-isu publik yang harus direspon presiden, membicarakannya kepada Presiden Joko Widodo dan kemudian Jokowi akan mengarahkan respon terhadap hal tersebut.
“Sudah keppresnya sudah keluar, mereka yang bekerja. Saya sampaikan ke Tim Komunikasi pertanyaan kalian,” kata Andi menanggapi sudah aktifnya tim tersebut, di kawasan Sekretariat Negara, Selasa (12/5).
Tim Komunikasi itu berisi Pengamat Politik Sukardi Rinakit dan mantan Aktivis Antikorupsi dan salah satu pendiri Transparency International (TI) Indonesia, Teten Masduki. Keduanya memang bukan wajah yang lagi asing di lingkungan Istana, sejak Jokowi menduduki tampuk pemerintahan.
“Kalau ada pertanyaan seperti ini, akan diteruskan ke mereka, mereka yang akan mengolah terlebih dahulu, baru membicarakan ke presiden bagaimana strategi komunikasi untuk isu-isu tertentu,” kata Andi lagi.
Terbentuknya Tim Komunikasi menurut pengakuan Andi adalah keinginan Presiden Joko Widodo sendiri. Presiden ingin ada orang-orang yang benar-benar memahami isu yang berkaitan dengan publik dan perlu segera direspon presiden. Tim tersebut harus mumpuni mengelola isu yang harus direspon presiden. Harapannya, pola komunikasi presiden ke publik akan lebih efektif.
Sebenarnya posisi sejenis staf komunikasi juga ada di kantor Kepala Staf Kepresiden Luhut Panjaitan. Dari lima deputinya, salah satunya adalah deputi IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi yang diduduki Eko Sulistyo. Namun presiden kata Andi ingin agar ada Tim Komunikasi yang berada langsung di ring 1 itu, langsung dibawahi presiden.
“Mereka bukan jubir,” tambah Andi.
Sebelumnya, Seskab Andi Widjajanto merupakan salah satu orang “dalam” Istana yang kerap memberikan tanggapan terkait isu publik yang dikaitkan dengan presiden. Namun mantan pengajar di Departemen Ilmu Hubungan Internasional (HI) Universitas Indonesia itu mengatakan tugas itu dilakukan atas arahan presiden karena belum terbentuknya staf khusus untuk komunikasi media. Sebelumnya pola komunikasi Istana juga dilakukan dengan mendapatkan informasi dari menteri-menteri di Kabinet. Walau tampaknya kemudian butuh tim yang membuat proses lebih efektif dan berbagai isu bisa direspon cepat kepada masyarakat.
Oleh karena itu kata Andi dengan diterbitkkan keppres pengangkatan Tim Komunikasi yang sementara berisi Teten dan Sukardi, dia sebagaimana seharusnya mengurusi urusan internal di Kabinet Kerja. Andi menyebut perannya cukup sebagai back office.
Teten dan Sukardi sendiri akan menjawab pertanyaan awak media. Mereka sudah mulai bekerja dengan dasar keppres, tanpa harus dilantik. Hari ini saat ditanya perihal tindak lanjut pemerintah mengenai Tragedi 12 Mei 1998 tentang Reformasi, Andi juga irit bicara. Kata dia, Tim Komunikasi akan segera menyampaikan rilis mengenai hal tersebut.
“Enggak (ada pelantikan). Mereka kan stafsus presiden itu efektif berlaku sejak ditetapkan keppresnya,” kata putra Almarhum Theo Syafei ini. (beritasatu/Ezra Sihite/AF)

Tidak ada komentar: