Selasa, 15 September 2015

Korupsi Berjamaah PPDB 2015 Depok ditemukan Polisi ?

POLISI MENEMUKAN RIBUAN PASANG SEPATU DAN SERAGAM TIDAK SAMPAI KE SISWA PENERIMA BANTUAN,
Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Adjie Indra Dwiatma, Kepala Subdirektorat V Bidang Tindak Pidana Korupsi Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Metro Jaya, mengatakan pihaknya menemukan ribuan pasang sepatu dan seragam yang tidak sampai ke siswa penerima bantuan dari dana hibah tersebut.
"Kami sudah periksa saksi dari 45 SD di Kota Depok. Hasilnya ditemukan sekitar 5.014 seragam dan 9.693 pasang sepatu tidak pernah sampai ke tangan siswa penerima. Kami juga lakukan penelusuran ke pabrik pembuat seragam dan sepatu yang berlokasi di Kota Bandung," ujar Adjie, Selasa (30/6/2015).
AKBP Adji Dwiatma menambahkan, ketika menelusuri ke pabrik sepatu di Bandung, ditemukan selisih perbedaan antara rancangan alokasi dan realisasi yang cukup besar. Juga ditemukan sejumlah barang yang tidak sesuai dengan ketentuan.
"Kami telah memeriksa saksi dari pihak Dinas Pendidikan Kota Depok terkait proses lelang pengadaan sepatu dan seragam sekolah. Dengan segera pemeriksaan akan mengarah pada tersangka inisiator," kata Adjie.

Menurutnya pengadaan perlengkapan sekolah di Depok dinilai terlalu dipaksakan oleh pihak dinas pendidikan. Pasalnya, pengadaan tersebut tidak layak dilakukan.
"Korupsi yang dilakukan diduga berjamaah. Mulai dari kepala dinas pendidikan ke atas," katanya.


TITIK TERANG DUGAAN KORUPSI BERJAMAAH PPDB 2015 DEPOK DITEMUKAN ?
Sebelumnya Kepolisian Daerah Metro Jaya mengaku semakin menemukan titik terang atas dugaan kasus korupsi seragam sekolah dan sepatu SD di Depok pada tahun anggaran 2014 senilai Rp 15,8 Miliar. Dana itu merupakan dana hibah atau bantuan dari APBD Jawa Barat. Namun penggunaan oleh Dinas Pendidikan Depok disinyalir banyak penyimpangan.
Seperti diketahui, Dana Bansos 2014 untuk anggaran seragam sekolah dan sepatu diberikan oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Barat ke Pemerintah Kota Depok senilai Rp15,8 miliar.
Perlengkapan sekolah tersebut rencananya diberikan kepada 126.224 siswa SD negeri di 274 SD negeri yang ada di Kota Depok.

Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Depok, Dewi Utami menuturkan asal mula proyek pengadaan seragam dan sepatu SD itu diajukan oleh Badan Anggaran DPRD Depok senilai Rp15,8 miliar. "Anggaran itu diusulkan oleh Badan Anggaran DPRD dan bukan Dinas Pendidikan Depok," ujarnya singkat.

DIKONFIRMASI, NURMAHMUDI NGAKU TIDAK TAHU, LANGSUNG NGACIR ?
Walikota Depok Nurmahmudi Ismail meninggalkan kerumunan "wartawan" begitu saja dan langsung masuk ke mobil dinasnya, saat ditanya mengenai dugaan korupsi dana bantuan sosial seragam sekolah senilai Rp 15,8 Miliar, yang saat ini didalami Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
Hal itu terjadi usai Nurmahmudi menghadiri agenda rapat paripurna tanggapan fraksi atas Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Walikota Depok di Gedung DPRD Depok, Kota Kembang, Selasa (30/6/2015) sore.
"Tidak tahu. Saya tak tahu," katanya sambil menyelinap diantara beberapa wartawan dan menuju mobil dinasnya yang sudah menunggu.
Sejumlah wartawan terus mengonfirmasi dan mengejar Nur Mahmudi.
"Apa sudah diperiksa terkait kasus ini Pak? Tanggapan bapak kasus ini sebenarnya seperti apa?," sahut beberapa wartawan.
Namun Nur Mahmudi tak juga mengindahkannya. Ia tetap masuk ke dalam mobil dinasnya, dengan wajahnya yang berupaya tetap tenang dengan senyum kecil. (wartakota)



1 komentar:

Sry rahayu said mengatakan...

Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda