CEC : DEPOK > Kota Depok yang notabene merupakan daerah penyangga Ibu Kota, saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan disegala bidang, namun upaya untuk tetap menjaga ketersediaan cadangan air bawah tanah tetap menjadi prioritas yang harus dijaga. Salah satu solusi yang diterapkan oleh Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail dalam rangka menjaga ketersediaan cadangan air bawah tanah terasebut adalah dengan cara membuat Lubang Resapan Biopori (LRB). Namun demikian, orang Nomor Satu di Kota Depok ini mengingatkan bahwa untuk pembuatan lubang biopori secara maksimal, perlu adanya kesadaran akan pentingnya lubang biopori dan tentunya keterlibatan nyata dari seluruh elemen masyarakat khususnya kota Depok.
BIOPORI merupakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk menyimpan air tanah. Lubang resapan Biopori secara langsung akan meningkatkan volume air yang meresap kedalam tanah dan menambah luas bidang resapan air.Biopori adalah lubang resapan air dengan teknologi multiguna. Lubang Biopori yang berdiameter 10 Cm dengan kedalaman 100 cm berfungsi menjebak air yang mengalir disekitarnya sehingga dapat menjadi sumber cadangan air dalam tanah.
BIOPORI sebagai resapan air memang mempunyai banyak manfaat, diantaranya dapat mencegah genangan air dan banjir, cegah erosi dan longsor,meningkatkan cadangan air bersih, dan kompos dan penyuburan tanah.
BIOPORI pun dapat dipanen, yakni ketika sampah yang ada dalam lubang silindirs tersebut sudah terurai menjadi kompos maka kompos tersebut dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.
Cara membuat bidang Resapan Biopori pun cukup mudah. Biopori dapat dibuat di halaman depan, halaman belakang atau taman dari rumah. Idealnya Lubang Resapan Biopori dibuat sebanyak 30 titik untuk setiap 100 m2 lahan. Dari setiap lubang yang dibuat, akan mampu menampung sedikitnya 7,8 liter air.
Selanjutnya, lubang diisi dengan sampah organik, sehingga fauna tanah seperti cacing, semut, dan rayap akan datang dengan sendirinya dan masuk ke dalam lubang untuk mencari perlindungan dan bahan makanan. Fauna tanah tersebut akan berkembang biak menciptakan biopori yang dapat mempercepat laju peresapan air dalam lubang di tanah, serta mempercepat proses perombakan sampah organik menjadi kompos dan tidak menimbulkan bau.
Setiap 5 hari sekali dilakukan penambahan sampah organik yang dimasukan ke dalam lubang secara periodik yang nantinya akan menjadi humus dan tumbuh biota dalam tanah dan tidak cepat diemisikan ke atmosfer sebagai gas rumah kaca. Dengan demikian, pemanasan global pun dapat dikurangi.
Bandingkan jika kita membiarkan sampah itu tetap di permukaan. Sampah itu akan melepaskan karbon ke udara, yang membuat semakin banyak gas rumah kaca di atmosfer.
Nah, setelah anda membaca artikel ini, yuk kita sama-sama ajak keluarga dan tetangga kita untuk membuat lubang BIOPORI di lingkungan dan rumah kita demi menjaga ketersediaan cadangan air bawah tanah. (Diskominfo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar