“Kejadian pada Pemilu 2009 akan menimpa Prabowo lagi,” kata Nico Harjanto, Ketua Yayasan Populi Centre, kepada Tempo pada Jumat, 25 April 2014.
"SAYONARA SAMPAI JUMPA TAHUN 2019"
CEC : Prabowo Subianto terancam tak bisa berlaga dalam pemilihan presiden pada 9 Juli nanti. Musababnya, tak ada partai politik yang mau berkoalisi dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), partai pengusung mantan Komandan Jenderal Kopassus TNI Angkatan Darat itu.
“Kejadian pada Pemilu 2009 akan menimpa Prabowo lagi,” kata Nico Harjanto, Ketua Yayasan Populi Centre, kepada Tempo pada Jumat, 25 April 2014.
Ia menjelaskan, kala itu Prabowo sebenarnya ingin menjadi calon presiden. Ambisi ini terhalang fakta politik tak ada partai lain yang mau menyokong dia. Walhasil, Prabowo menurunkan target politiknya dengan berkolaborasi dengan PDI Perjuangan. Ia lantas menjadi calon wakil presiden untuk Megawati Soekarnoputri, ketua umum sekaligus calon presiden dari partai banteng itu.
Menurut Nico, pada tahun ini kondisi tadi bisa terjadi lagi. Kalau itu terjadi, Prabowo akan mengajukan diri menjadi calon wakil presiden atau ikut menyokong calon presiden dan wakil presiden dari partai lain.
Lalu, mengapa Prabowo bisa dijauhi partai lain? Nico punya penjelasan. Ketua Umum Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) periode 2013-2016 ini menduga itu lantaran gaya komunikasi politik Prabowo yang terkesan intimidatif. “Main klaim dan lain-lain,” ucapnya. Prabowo juga memiliki patokan tinggi yang tak bisa ditawar. Hal itu membuat calon kawan koalisi menjadi tak nyaman.
Sejauh ini, Gerindra, yang menangguk 11 persen dalam pemilu legislatif lalu, baru menjalin kerja sama dengan Partai Persatuan Pembangunan yang didorong oleh Ketua Umum PPP Suryadharma Ali. Belum sepekan usia kesepakatan, koalisi dibatalkan karena ditentang pengurus PPP lain.
Lewat Musyawarah Kerja Nasional PPP pada Rabu-Kamis lalu, koalisi dengan Gerindra dianggap tak ada. “Urusan dengan Gerindra biar menjadi urusan pribadi SDA (singkatan nama Suryadharma Ali),” kata Sekjen PPP Romahurmuziy, Rabu, 23 April 2014. Partai berlambang Kabah ini akan menentukan calon presiden yang akan didukung pada rapat pimpinan nasional pada awal Mei nanti.
Gerindra lantas mengincar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Prabowo sudah bertemu dengan Amien Rais, pendiri PAN, serta Ketua Majelis Syuro PKS Hilmy Aminuddin. Amien memastikan PAN akan berkoalisi dengan Gerindra.
Namun, elite PAN masih terbelah karena sebagian menginginkan bergabung dengan PDI Perjuangan untuk mengusung calon presiden Joko Widodo. Sedangkan Sekjen PKS Muhammad Taufik Ridho mengatakan partainya baru sebatas menjajaki kemungkinan koalisi. (*)
Sumber : TEMPO.CO