Selasa, 12 Juni 2012
PROGRAM SENSASI "ONE DAY NO RICE & ONE DAY NO CAR" : WALIKOTA DEPOK NURMAHMUDI 'DINILAI' SEPERTI ORANG YANG SEDANG KEHILANGAN AKAL SEHAT. IBARAT HENDAK MENUTUP SEBUAH BANGKAI, MEMANG BANGKAINYA SUDAH TIDAK KELIHATAN LAGI, TAPI BAU NYA TETAP MENYEBAR KE MANA-MANA.
PROGRAM
 SENSASI "ONE DAY NO RICE & ONE DAY NO CAR" : WALIKOTA DEPOK 
NURMAHMUDI 'DINILAI' SEPERTI ORANG YANG SEDANG KEHILANGAN AKAL SEHAT. IBARAT HENDAK 
MENUTUP SEBUAH BANGKAI, MEMANG BANGKAINYA SUDAH TIDAK KELIHATAN LAGI, TAPI BAU NYA TETAP MENYEBAR KE MANA-MANA.  
 
 CEC DEPOK : Menyikapi penilaian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 
bahwa Depok merupakan Kota Terkorup se Indonesia, Walikota Cacat Hukum, 
Nurmahmudi dinilai sudah mulai kehilangan akal sehat nya.
 Program-program sensasi dalam bahasa Asing (bahasa Inggris/bukan bahasa 
Indonesia) bermunculan didalam benaknya. Predikat Kota Terkorup selama 
menjabat sebagai Walikota (walau cacat hukum) ingin ia alihkan melalui 
program-program sensasi. Ibarat hendak menutup sebuah bangkai, memang bangkai 
nya sudah tidak kelihatan lagi, tapi bau nya akan tetap menyebar kemana-mana. 
Nurmahmudi sedang membodohi warga masyarakat Kota Depok 'secara intelektual', 
ujar Walikota Bogor, Diani Budiarto. (cy)
PERUSAHAAN PEMOTONGAN AYAM DI KELURAHAN LIMO KOTA DEPOK MEMBUANG LIMBAH KOTORAN AYAM SEMBARANGAN, BAU YANG MENYENGAT MENGGANGGU LINGKUNGAN PENDUDUK SETEMPAT.
CEC DEPOK : Radar Online - Lokasi pemotongan ayam yang berlokasi di 
kelurahan Limo, Kota Depok Jawa Barat tepatnya di RT 02/08, dikeluhkan 
warga. Pasalnya jarak kandang ayam dengan pemukiman warga hanya berjarak
 dua meter saja. Tentu hal ini menimbulkan bau yang tidak sedap.
 Beberapa warga kepada Radar Online, Senin (11/6/2012) mengungkapkan, 
awalnya warga tidak ada yang keberatan. Namun, lama - kelamaan, seiring 
dengan berkembangnya usaha ini, pemiliknya pun semakin tidak 
mengindahkan hak - hak warga sekitar. Disekitar kandang dibuat empang, 
dipelihara ikan lele, kemudian banyak bangkai ayam yang mati dibuang 
begitu saja ke dalam empang. Baunya sangat mengganggu dan tidak sedap. 
“Terkadang limbah dari kandang dibuang begitu saja ke sawah sekitar lagi
 - lagi menimbulkan bau yang tidak sedap dan sangat mengganggu. Bahkan, 
karena aktivitas lalu lalang kendaraan pengangkut ayam, saluran air 
warga praktis tertutup sehingga air hanya menggenang di got -got depan 
rumah warga. Beberapa warga sudah mencoba menegur, namun tidak 
diindahkan,” ungkapnya.
 
 LAPANGAN FUTSAL :
 Keluhan warga 
lain yang dikirimkan ke meja Redaksi Radar Online Minggu (10/6/2012) 
mengungkapkan, tepat di samping rumah pemilik kandang ayam, dibangun 
pula lapangan futsal, yang notabene disekelilingnya adalah rumah warga. 
Bahkan tembok rumah warga yang tepat berada di sisi lain lapangan futsal
 sampai retak - retak terkena bola hampir setiap malam. "Setelah 
ditegur, barulah pemiliknya membuat batas bambu pada sisi itu, sehingga 
bola tidak lagi membentur rumah orang," ujarnya.
 
 Tetapi, kata 
warga, daerah yang semula tenang, sekarang menjadi bising setiap malam, 
biasanya sampai larut malam (jam 1 dini hari). Suara motor lalu lalang, 
sorak sorai orang bermain futsal, bahkan teras rumah warga jadi tempat 
nongkrong - nongkrong orang - orang tersebut. Bahkan pernah dipergoki 
ada yang melakukan perbuatan menjurus asusila, dan diusir oleh pemilik 
rumah yang kebetulan melihat hal ini. Warga sudah sangat kesal, namun 
juga merasa tidak enak kepada pemilik usaha ini, karena "tetangga 
dekat". “Jadi, hanya bisa memendam kekesalan, dan menutup pintu rapat - 
rapat jika malam tiba. Tidak ada lagi anak - anak kecil yang bermain 
seperti biasanya dahulu seblum lapangan futsal itu ada. Kami jadi tidak 
bisa beristirahat dengan tenang seperti dulu lagi,” paparnya.
 Warga 
berharap, aparat terkait bisa bertindak tegas kemudian meninjau tempat 
pemotongan ayam dan lapangan futsal termasuk memeriksa perijinannya, 
apakah sudah mengantongi ijin atau belum. “Terus terang kami sangat 
terganggu dengan bau tidak sedap dan kebisingan akibat lapangan Futsal,”
 demikian warga. (Asep Nasrudin/cy)
Langganan:
Komentar (Atom)
 

 
 

