PERUSAHAAN PEMOTONGAN AYAM DI KELURAHAN LIMO KOTA DEPOK MEMBUANG LIMBAH KOTORAN AYAM SEMBARANGAN, BAU YANG MENYENGAT MENGGANGGU LINGKUNGAN PENDUDUK SETEMPAT.
CEC DEPOK : Radar Online - Lokasi pemotongan ayam yang berlokasi di
kelurahan Limo, Kota Depok Jawa Barat tepatnya di RT 02/08, dikeluhkan
warga. Pasalnya jarak kandang ayam dengan pemukiman warga hanya berjarak
dua meter saja. Tentu hal ini menimbulkan bau yang tidak sedap.
Beberapa warga kepada Radar Online, Senin (11/6/2012) mengungkapkan,
awalnya warga tidak ada yang keberatan. Namun, lama - kelamaan, seiring
dengan berkembangnya usaha ini, pemiliknya pun semakin tidak
mengindahkan hak - hak warga sekitar. Disekitar kandang dibuat empang,
dipelihara ikan lele, kemudian banyak bangkai ayam yang mati dibuang
begitu saja ke dalam empang. Baunya sangat mengganggu dan tidak sedap.
“Terkadang limbah dari kandang dibuang begitu saja ke sawah sekitar lagi
- lagi menimbulkan bau yang tidak sedap dan sangat mengganggu. Bahkan,
karena aktivitas lalu lalang kendaraan pengangkut ayam, saluran air
warga praktis tertutup sehingga air hanya menggenang di got -got depan
rumah warga. Beberapa warga sudah mencoba menegur, namun tidak
diindahkan,” ungkapnya.
LAPANGAN FUTSAL :
Keluhan warga
lain yang dikirimkan ke meja Redaksi Radar Online Minggu (10/6/2012)
mengungkapkan, tepat di samping rumah pemilik kandang ayam, dibangun
pula lapangan futsal, yang notabene disekelilingnya adalah rumah warga.
Bahkan tembok rumah warga yang tepat berada di sisi lain lapangan futsal
sampai retak - retak terkena bola hampir setiap malam. "Setelah
ditegur, barulah pemiliknya membuat batas bambu pada sisi itu, sehingga
bola tidak lagi membentur rumah orang," ujarnya.
Tetapi, kata
warga, daerah yang semula tenang, sekarang menjadi bising setiap malam,
biasanya sampai larut malam (jam 1 dini hari). Suara motor lalu lalang,
sorak sorai orang bermain futsal, bahkan teras rumah warga jadi tempat
nongkrong - nongkrong orang - orang tersebut. Bahkan pernah dipergoki
ada yang melakukan perbuatan menjurus asusila, dan diusir oleh pemilik
rumah yang kebetulan melihat hal ini. Warga sudah sangat kesal, namun
juga merasa tidak enak kepada pemilik usaha ini, karena "tetangga
dekat". “Jadi, hanya bisa memendam kekesalan, dan menutup pintu rapat -
rapat jika malam tiba. Tidak ada lagi anak - anak kecil yang bermain
seperti biasanya dahulu seblum lapangan futsal itu ada. Kami jadi tidak
bisa beristirahat dengan tenang seperti dulu lagi,” paparnya.
Warga
berharap, aparat terkait bisa bertindak tegas kemudian meninjau tempat
pemotongan ayam dan lapangan futsal termasuk memeriksa perijinannya,
apakah sudah mengantongi ijin atau belum. “Terus terang kami sangat
terganggu dengan bau tidak sedap dan kebisingan akibat lapangan Futsal,”
demikian warga. (Asep Nasrudin/cy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar