CEC : Kepala Bidang Sumber Daya Air (Kabid SDA) pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (Bimasda) Kota Depok, Ir. Herry R Gumelar mengatakan, pengerukan 20 situ di Depok berfungsi maksimal untuk menangkap air. Cara ini efektif menanggulangi banjir di Depok dan Jakarta. Sebab, sambung Herry, ke 20 situ tersebut terintegrasi dengan Kali Ciliwung yang menjadi penyebab utama banjir di Jakarta. "Dari kajian, ke 20 situ ini cukup efektif menangangi banjir di Jakarta selain di Depok sendiri," kata Herry kepada 'wartawan' di Depok, Selasa (19/82014).
Selanjutnya, Herry Gumelar menjelaskan, Luas total ke 20 situ yang terdapat di wilayah Kota Depok mencapai sekitar 150 hektar. Jika berfungsi maksimal katanya, semua situ tersebut dapat mengurangi enam juta kubik air yang masuk ke Jakarta melalui sungai Ciliwung.
"Jadi tinggal dihitung saja berapa volume air yang membuat banjir di Jakarta. Lalu dikurangi 6 juta kubik air jika ke 20 situ berfungsi baik. Hasilnya cukup efektif mengurangi dampak banjir di Jakarta," kata Herry Gumelar membandingkan.
Kemudian, kata Herry Gumelar melanjutkan ; "Sayangnya, proyek pengerukan tidak bisa dilakukan terhadap ke 20 situ tersebut. Baru empat dari 20 situ yang akan mulai dikeruk pada Oktober 2014 mendatang karena sudah sejak lama mengalami pendangkalan. Pengerukan dilakukan sedalam tiga sampai lima meter atau bahkan lebih. Sebab pendangkalan yang terjadi sangat tinggi.
Jadi diupayakan kedalaman situ yang dikeruk menjadi seperti sebelumnya. Sementara itu, pengerukan 16 situ lainnya belum bisa dipastikan kapan pelaksanaannya. Sebenarnya, Pemkot Depok sudah pernah mengajukan anggaran untuk pengerukan sebesar Rp 451 Miliar ke Kementerian Pekerjaan Umum Januari 2014 lalu, namun hingga kini belum juga mendapat respon", ujar Herry Gumelar. (tribun.news)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar