CEC, Depok.
Bung Karno (Dibawah Bendera Revolusi) menulis ; Sosio-nasionalisme adalah Nasionalisme Masyarakat, nasionalisme yang mencari selamatnya seluruh masyarakat dan yang bertindakmenurut wet-wetnya masyarakat itu.
Bahwa sosio-nasionalisme bukanlah nasionalisme ngelamun, bukanlah nasionalisme hati sahaja, bukanlah nasionalisme lyriek sahaja, tetapi ialah nasionalisme yang diperhitungkan, nasionalisme berekening. Itulah sebabnya, maka sosio-nasionalisme ialah nasionalisme yang bertindak menurut wet-wetnya masyarakat, dan tidak bertindak melanggar wet-wetnya masyarakat itu.
Sekarang, apakah wet-wetnya masyarakat soal perburuhan?. Wet-wetnya masyarakat tentang soal perburuhan ialah, bahwa perburuhan itu adalah cocok dengan sifat hakekatnya masyarakat yang sekarang ini, yaitu cocok dengan hakekatnya masyarakat yang kapitalistis. Perburuhan adalah memang dasarnya dunia yang kapitalistis.
Perburuhan kita dapatkan, dimana-mana kapitalisme ada, dan perburuhan timbul dimana kapitalisme timbul. Oleh karenanya, sosio-nasionalisme harus memandang perburuhan ini sebagai suatu keharusan. Sosio-nasionalisme tidak boleh mengenangkan dunia sekarang ini zonder perburuhan. Ya, sosio-nasionalisme harus menerima adanya perburuhan itu sebagai salah satu alat, sebagai suatu gegeven, didalam perjuangannya, tulis Bung Karno dalam buku Dibawah Bendera Revolusi. (Cy,dbs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar