TRAGEDI BERDARAH ANTARA SYIAH DENGAN SUNNI DI MADURA.

 
CEC : Reporter merdeka.com Andrian Salam Wiyono melaporkan : "Tragedi 
berdarah antara Syiah-Sunni di Sampang, Madura, Jawa Timur pada Minggu 
(26/8) kemarin, dinilai oleh tokoh-tokoh Madura karena pemerintah 
setempat tidak tanggap terhadap isu SARA yang terjadi sebelum kerusuhan 
pecah. Hal ini dibeberkan Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Madura 
(FKMM), Achmad Zaini, Senin (27/8). Dia menilai kejadian Sampang 
disebabkan karena pemerintah daerah tidak tanggap dengan keberadaan 
Syiah di Sampang. "Kejadian ini bukan kali pertama, tetapi sudah yang 
kali keduanya. Kalau saja pemerintah daerah, khususnya Kabupaten Sampang
 tanggap dengan keberadaan Syiah di Sampang, tentu saja kejadian ini 
tidak sampai terjadi," keluh Zaini menyesalkan peristiwa yang 
menyebabkan dua korban jiwa itu. Apalagi, lanjut dia, kasus Syiah-Sunni 
di Sampang tersebut, bukan termasuk karakter budaya masyarakat Madura. 
"Seminggu sebelum tragedi Syiah-Sunni pecah di Sampang, ulama-ulama dan 
tokoh-tokoh besar Madura sempat menyampaikan keluh kesahnya kepada 
Bupati Sampang dan Gubernur Jawa Timur, bahwa keberadaan Syiah di 
Sampang, kondisi gawat. Namun tidak ditanggapi serius," cerita dia. 
Zaini menceritakan, beberapa bulan sebelumnya, juga sudah terjadi 
perselisihan antara dua kelompok agama tersebut. "Namun, lagi-lagi, 
pemerintah tidak serius menangani persoalan tersebut, akhirnya terjadi 
konflik lagi hingga terjadi kebakaran dan pembantaian seperti kemarin." 
Untuk itu, dalam waktu dekat, FKMM, akan mempertemukan para tokoh-tokoh 
besar di Madura dan tokoh lintas agama guna membahas masalah tersebut. 
Diharapkan, dalam pertemuan itu nantinya, bisa memberikan kesepakatan, 
bahwa peristiwa di Sampang adalah kejadian yang terakhir. Menanggapi 
kemungkinan adanya relokasi bagi penganut Syiah di Sampang, Zaini 
menyatakan, keputusan itu berada di tangan pemerintah. Namun, Zaini 
berharap, lebih baik tidak ada relokasi, sebab penganut Syiah di Sampang
 merupakan warga asli Sampang. "Dan lagi kalau sampai ada relokasi, itu 
berarti sama halnya pemerintah tidak bisa menyelesaikan masalah. Lebih 
baik biarkan mereka di sana, tetapi harus ada perhatian dari 
pemerintah," pungkas dia berharap. (cy)
 
 
 
 
          
      
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar