
 
 Menurut sumber, dalam rencana uji coba itu ada sekitar 70 karyawan PT 
Lundin di kapal itu. Namun sesaat sebelum uji coba dimulai, tiba-tiba 
listrik di dalam kapal padam dan kemudian terjadi kebakaran dari bagian 
tengah kapal.
Api kemudian menjalar cepat ke bagian lain. Semua
 karyawan lalu berhamburan menyelamatkan diri dengan menceburkan diri ke
 laut. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. 
Sebanyak 
delapan mobil pemadam kebakaran Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkab 
Banyuwangi dikerahkan. Namun, upaya mereka tidak berhasil sehingga kapal
 akhirnya ludes. 
“Kami masih menyelidiki penyebab kebakaran, mohon bersabar,“ kata Lizza Lundin. 
 “PT Lundin akan bertanggung jawab atas kejadian itu.“
Belum serah terima Sebelumnya, kapal dengan kecepatan 30 knot itu 
pernah diluncurkan di Selat Bali pada 30 Agustus lalu. Itu merupakan uji
 coba awal. KRI Klewang 625 dibangun dengan bahan baku komposit yang 
kekuatannya mampu menandingi baja, tetapi tidak memantulkan gelombang 
radar. 
 Namun, kelemahan bahan itu ialah rentan terhadap api.
Kapal sepanjang 63 meter itu bertipe trimaran (tiga lunas) yang diklaim
 mampu berlayar di perairan dangkal, tidak mudah tenggelam, stabil 
ketika diterpa angin kencang, serta lincah dalam bermanuver. 
Dalam menanggapi terbakarnya kapal itu, Staf Ahli Menteri Pertahanan 
yang merangkap Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan 
Mayor Jenderal Hartind Asrin mengatakan semua tanggung jawab dan 
kerugian ditanggung PT Lundin Industry Invest. Alasannya, belum ada 
serah terima resmi. 
Ia menjelaskan TNI-AL memesan empat kapal dari PT Lundin Industry Invest. 
Sebelumnya, TNI-AL telah menyiapkan 33 personel yang akan mengawaki KRI
 Klewang625 lewat pelatihan di galangan PT Lundin Industry Invest di 
Banyuwangi. Pelatihan itu dijadwalkan berakhir penghujung bulan ini. 
(Ant/X-5) thomas @mediaindonesia.com - (cy) 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar