 CEC : VIVAnews - Duka yang dialami ASS, siswa SMP swasta di Depok yang 
menjadi korban penculikan dan perkosaan belum juga berakhir. Hari ini, 
ASS justru diusir dari sekolahnya. Tidak jelas apa alasannya, sekolah 
telah mengelurkannya secara sepihak. Lebih tragis lagi, pengumuman bahwa
 ASS sudah dikeluarkan dari sekolah disampaikan saat upacara bendera 
pagi tadi. Salah satu alasannya, sekolah tidak mau menerima murid yang 
telah membuat jelek sekolah. Tapi pengumuman itu tidak membuat ASS kecil
 hati. Ia lantas masuk kelas dan mengikuti pelajaran. Namun di dalam 
kelas, guru bidang studi lingkungan hidup justru meminta ASS untuk 
keluar kelas dan mengemasi barangnya. Terang saja, kejadian ini membuat 
ASS kaget, tak dapat berbuat banyak. Dia pulang sambil menangis. "Pulang
 sekolah sambil menangis, katanya tidak boleh sekolah lagi. Alasannya 
tidak jelas," kata Victor, orangtua ASS, Senin, 8 Oktober 2012.
 Setelah mendengar cerita anaknya, orangtua ASS langsung melaporkan 
kejadian ini ke Kominisi Nasional Perlindungan Anak (KPAI). Mereka 
berharap sekolah mau menerima anaknya lagi. Sementara itu, Ketua KPAI, 
Arist Merdeka Sirait, akan melakukan protes keras terkait kejadian ini. 
Sekolah harusnya memberikan perlindungan kepada siswa yang menjadi 
korban kekerasan, bukan mengeluarkannya.
CEC : VIVAnews - Duka yang dialami ASS, siswa SMP swasta di Depok yang 
menjadi korban penculikan dan perkosaan belum juga berakhir. Hari ini, 
ASS justru diusir dari sekolahnya. Tidak jelas apa alasannya, sekolah 
telah mengelurkannya secara sepihak. Lebih tragis lagi, pengumuman bahwa
 ASS sudah dikeluarkan dari sekolah disampaikan saat upacara bendera 
pagi tadi. Salah satu alasannya, sekolah tidak mau menerima murid yang 
telah membuat jelek sekolah. Tapi pengumuman itu tidak membuat ASS kecil
 hati. Ia lantas masuk kelas dan mengikuti pelajaran. Namun di dalam 
kelas, guru bidang studi lingkungan hidup justru meminta ASS untuk 
keluar kelas dan mengemasi barangnya. Terang saja, kejadian ini membuat 
ASS kaget, tak dapat berbuat banyak. Dia pulang sambil menangis. "Pulang
 sekolah sambil menangis, katanya tidak boleh sekolah lagi. Alasannya 
tidak jelas," kata Victor, orangtua ASS, Senin, 8 Oktober 2012.
 Setelah mendengar cerita anaknya, orangtua ASS langsung melaporkan 
kejadian ini ke Kominisi Nasional Perlindungan Anak (KPAI). Mereka 
berharap sekolah mau menerima anaknya lagi. Sementara itu, Ketua KPAI, 
Arist Merdeka Sirait, akan melakukan protes keras terkait kejadian ini. 
Sekolah harusnya memberikan perlindungan kepada siswa yang menjadi 
korban kekerasan, bukan mengeluarkannya.
 "Sekolah tidak boleh 
melakukan tindakan ini. Ini hak anak untuk menerima pendidikan dan tidak
 bisa dihubungkan dengan persoalan yang menimpanya. Ini tidak bijak dan 
berlebihan," katanya.
 Hingga kini konfirmasi yang dilakukan VIVAnews
 terhadap sekolah ASS masih terus dilakukan. Sebelumnya, konfirmasi 
sudah dilakukan melalui telepon, tetapi tidak ada guru yang berkenan 
memberikan keterangan. "Tunggu saja kepala yayasan, sekarang lagi tidak 
ada di tempat," kata seorang guru melalui telepon. (adi) - cy
"Sekolah tidak boleh melakukan tindakan ini. Ini hak anak untuk menerima pendidikan dan tidak bisa dihubungkan dengan persoalan yang menimpanya. Ini tidak bijak dan berlebihan," katanya.
Hingga kini konfirmasi yang dilakukan VIVAnews terhadap sekolah ASS masih terus dilakukan. Sebelumnya, konfirmasi sudah dilakukan melalui telepon, tetapi tidak ada guru yang berkenan memberikan keterangan. "Tunggu saja kepala yayasan, sekarang lagi tidak ada di tempat," kata seorang guru melalui telepon. (adi) - cy
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar