CEC : Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menanggapi dengan santai unjuk rasa sejumlah warga terhadap lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli. Menurut Jokowi, penolakan itu bukan karena persoalan agama tapi karena adanya persaingan internal. Jokowi menduga bahwa tidak semua orang yang melakukan aksi unjuk rasa itu adalah warga Lenteng Agung. Hal itu disampaikan Jokowi kepada para wartawan di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu 28 Agustus 2013. Jokowi menegaskan bahwa pemerintah DKI memiliki prosedur yang baku jika ada keluhan warga seperti di Lenteng Agung itu. Pemda akan selalu mengumpul informasi dari bawah dan dari lapisan terkait atas sebuah masalah, termasuk masalah di Lenteng Agung itu. Hasil pengecekan sementara di lapangan, tegas Jokowi, penolakan dari sejumlah kelompok masyarakat itu bukan karena agama atau kinerja lurahnya. “Saya sudah cek. Saya sudah tahu lah inti persoalan sebenarnya. Tapi saya tidak mau umumkan dulu karena baru saya proses,” ujarnya.
Meski demikian, Jokowi tidak akan melarang warganya untuk menyampaikan aspirasi. Dan yang terpenting, lanjutnya, adalah penempatan Lurah berdasarkan prestasi dan kemampuannya, bukan didasarkan pada faktor-faktor seperti agama, suku dan sebagainya. Dan hingga kini, Jokowi dan Pemda DKI tidak akan meninjau ulang soal penempatan lurah Lenteng Agung itu. “Ya kalau mau menyalurkan aspirasi nggak ada masalah kan. Tapi saya tegaskan, kita menempatkan seseorang ditempat tertentu karena prestasi dan kemampuan. Untuk tinjauan ulang, sampai saat ini saya belum berfikir kesana,” terang Jokowi.
Soal kinerja Susan sebagai Lurah Lenteng Agung. Jokowi mengaku belum mengetahui secara mendetail, karena Susan menjadi lurah baru dua bulan. Evaluasi kinerja lurah dan camat baru akan dilakukan setelah enam bulan. "Pergantian lurah itu karena masalah prestasi dan kemampuan. Kalau tidak cocok baru akan diganti,”jelas Jokowi. (*)
Sumber : VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar