CECDepok.com : Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat. Sampai saat ini masalah air bersih masih banyak dijumpai baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan. Salah satu teknologi pengolahan air untuk daerah pedesaan yang sederhana, mudah dan murah yakni teknologi saringan pasir lambat. Teknologi saringan pasir lambat yang banyak diterapkan di Indonesia biasanya adalah saringan pasir lambat konvesional dengan arah aliran dari atas ke bawah (down flow), sehingga jika kekeruhan air baku naik, terutama pada waktu hujan, maka sering terjadi penyumbatan pada saringan pasir, sehingga perlu dilakukan pencucian secara manual dengan cara mengeruk media pasirnya dan dicuci, setelah bersih dipasang lagi seperti semula, sehingga memerlukan tenaga yang cucup banyak. Hal inilah yang sering menyebabkan saringan pasir lambat yang telah dibangun kurang berfungsi dengan baik, terutama pada musim hujan. Untuk mengatasi problem sering terjadinya kebuntuan saringan pasir lambat akibat kekeruhan air baku yang tinggi, dapat ditanggulangi dengan cara modifikasi disain saringan pasir lambat yakni dengan menggunakan proses saringan pasir lambat "UP Flow (penyaringan dengan aliran dari bawah ke atas). Dengan sistem penyaringan dengan aliran dari bawah ke atas maka waktu operasi menjadi lebih panjang, dan cara pencucian media penyaringnya lebih mudah.
SUMUR IMBUHAN :
Kepala Bidang Sumber Daya Air (Kabid SDA) pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Pemerintah Kota Depok, Ir. Herry Gumelar, kepada CECDepok.com (18/10), mengatakan : "Revitalisasi Setu Guna Resapan Air dengan membuat 'Sumur Imbuhan' yang dilengkapi dengan Water Treatment Plant (WTP) sangat efektif sebagai alternatif penanggulangan banjir di Kota Depok. Selain 'sumur resapan' dan 'lubang biopori', ada lagi bentuk sumur yang tak hanya mencegah banjir, tetapi juga menjaga konservasi air tanah. Sumur ini bernama 'sumur imbuhan'. Seperti contohnya, DKI Jakarta membutuhkan sekitar 3000 sumur imbuhan akan tetapi karena biaya pembuatannya yang mahal, diperlukan peran aktif dari pemerintah dan kalangan pengusaha untuk membiayai pembuatan sumur tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi banjir dengan sumur imbuhan, yaitu mengebor tanah sampai kedalaman antara 80 meter s/d 140 meter. Sedangkan sumur resapan tidak akan bisa menangani banjir, pasalnya sumur resapan kedalamannya hanya empat meteran selain itu air yang masuk apabila penuh akan membalik ke atas. Kalau sumur resapan yang kedalaman empat meteran waktu hujan besar air akan berbalik keatas", ujar Herry Gumelar. (Cyrellus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar