Ada jabatan baru di lingkaran presiden yang sudah aktif bekerja
melalui keputusan presiden. Jabatan itu adalah dua staf khusus yang
dinamakan juga sebagai Tim Komunikasi Presiden. Hal itu kemarin
disampaikan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. Salinan keputusan
presiden (keppres) tentang pengangkatan Tim Komunikasi Presiden kata dia
sedang diotentikasi.
Hari ini, Andi kembali menjelaskan bahwa tim tersebut tak disebut
juru bicara. Namun, Tim Komunikasi ini akan menerima pertanyaan dari
wartawan ataupun menganalisis isu-isu publik yang harus direspon
presiden, membicarakannya kepada Presiden Joko Widodo dan kemudian
Jokowi akan mengarahkan respon terhadap hal tersebut.
“Sudah keppresnya sudah keluar, mereka yang bekerja. Saya sampaikan
ke Tim Komunikasi pertanyaan kalian,” kata Andi menanggapi sudah
aktifnya tim tersebut, di kawasan Sekretariat Negara, Selasa (12/5).
Tim Komunikasi itu berisi Pengamat Politik Sukardi Rinakit dan mantan
Aktivis Antikorupsi dan salah satu pendiri Transparency International
(TI) Indonesia, Teten Masduki. Keduanya memang bukan wajah yang lagi
asing di lingkungan Istana, sejak Jokowi menduduki tampuk pemerintahan.
“Kalau ada pertanyaan seperti ini, akan diteruskan ke mereka, mereka
yang akan mengolah terlebih dahulu, baru membicarakan ke presiden
bagaimana strategi komunikasi untuk isu-isu tertentu,” kata Andi lagi.
Terbentuknya Tim Komunikasi menurut pengakuan Andi adalah keinginan
Presiden Joko Widodo sendiri. Presiden ingin ada orang-orang yang
benar-benar memahami isu yang berkaitan dengan publik dan perlu segera
direspon presiden. Tim tersebut harus mumpuni mengelola isu yang harus
direspon presiden. Harapannya, pola komunikasi presiden ke publik akan
lebih efektif.
Sebenarnya posisi sejenis staf komunikasi juga ada di kantor Kepala
Staf Kepresiden Luhut Panjaitan. Dari lima deputinya, salah satunya
adalah deputi IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi yang
diduduki Eko Sulistyo. Namun presiden kata Andi ingin agar ada Tim
Komunikasi yang berada langsung di ring 1 itu, langsung dibawahi
presiden.
“Mereka bukan jubir,” tambah Andi.
Sebelumnya, Seskab Andi Widjajanto merupakan salah satu orang “dalam”
Istana yang kerap memberikan tanggapan terkait isu publik yang
dikaitkan dengan presiden. Namun mantan pengajar di Departemen Ilmu
Hubungan Internasional (HI) Universitas Indonesia itu mengatakan tugas
itu dilakukan atas arahan presiden karena belum terbentuknya staf khusus
untuk komunikasi media. Sebelumnya pola komunikasi Istana juga
dilakukan dengan mendapatkan informasi dari menteri-menteri di Kabinet.
Walau tampaknya kemudian butuh tim yang membuat proses lebih efektif dan
berbagai isu bisa direspon cepat kepada masyarakat.
Oleh karena itu kata Andi dengan diterbitkkan keppres pengangkatan
Tim Komunikasi yang sementara berisi Teten dan Sukardi, dia sebagaimana
seharusnya mengurusi urusan internal di Kabinet Kerja. Andi menyebut
perannya cukup sebagai back office.
Teten dan Sukardi sendiri akan menjawab pertanyaan awak media. Mereka
sudah mulai bekerja dengan dasar keppres, tanpa harus dilantik. Hari
ini saat ditanya perihal tindak lanjut pemerintah mengenai Tragedi 12
Mei 1998 tentang Reformasi, Andi juga irit bicara. Kata dia, Tim
Komunikasi akan segera menyampaikan rilis mengenai hal tersebut.
“Enggak (ada pelantikan). Mereka kan stafsus presiden itu efektif
berlaku sejak ditetapkan keppresnya,” kata putra Almarhum Theo Syafei
ini. (beritasatu/Ezra Sihite/AF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar