.jpg)
Pernyataan Hamidah diamini salah seorang Ibu rumah tangga Fitri (34) warga Kali Baru , bahwa program ODNR yang beberapa bulan ini telah di besar-besarkan Pemkot Depok juga bisa dibilang gagal untuk dipahami dan diterapkan di masyarakat. Karena para peserta rekor Muri yang mengaku bahwa sebelum mengikuti acara, mereka sudah menyantap makanan yang berbahan baku dari beras di rumah masing-masing. “Jadi percuma saja program itu diluncurkan, kalau masyarakat juga berbohong, karena sebelumnya sudah makan nasi,” katanya.
Seperti ED, murid di salah satu SD di Cilodong mengaku sebelum datang ke acara tersebut, sudah sarapan nasi uduk yang dibelikan oleh orang tuanya. Begitu juga dengan LS, siswa SD dikawasan Sukma Jaya, mengaku sarapan lontong sayur sebelum berangkat ke lokasi kegiatan ini. Fitri menambahkan, dari pengakuan para siswa tersebut, jelas terlihat bahwa program ODNR di Kota Depok hanya berlaku di tingkat elit saja, sedangkan ditingkat masyarakat bawah, program atau pun gerakan yang di besar-besarkan Pemerintah itu tidak berjalan sebagaimana diharapkan,” ujarnya. Fitri menegaskan tidak perduli dengan program ODNR yang digalakkan Pemkot Depok. “ Kalau memang Walikota gak mau makan nasi, ya udah. Jangan suruh saya untuk ikut-ikutan gak makan nasi dong. Tapi kalo saya diajak untuk dukung program satu hari tanpa korupsi, pasti saya dukung,” tandasnya.(Maulana Said/Asp.N)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar