Minggu, 23 Juni 2013

"GURU HONORER YANG DEMO DISURUH MUNDUR SEBELUM DIPECAT".


CEC : Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok, Ety Suryahati mengintervensi Dinas Pendidikan (Disdik) agar menyuruh mengundurkan diri atau memecat guru honorer yang demo (17/6). "Guru honorer yang demo, lebih baik mengundurkan diri saja sebelum dipecat", kata mantan Kabag. Kepegawaian Pemkot Depok ini. 
Adalah Nur Rosida, telah menjadi guru honorer di Depok selama 25 tahun. Ia dan rekan-rekan sesama guru honorer di Depok terancam dipecat karena demo pada hari Senin tanggal 17 Juni 2013.
Sementara itu, depoknews.com melaporkan|> Aksi unjuk rasa menuntut kejelasan nasib dan transparansi database guru honorer, para guru yang melakukan aksi ujuk rasa itu diberi opsi mengundurkan diri atau dipecat. Ancaman tersebut, salah satunya dialami seorang guru SDN Tugu 9, Cimanggis, Nur Rosida (46), yang dipanggil langsung Kepala Sekolahnya, Suyanto, tadi pagi, Rabu (19/6/13).
Bagian Informasi dan Data Front Pembela Honorer Kota Depok (FPHD), M Nur Rambe, mengatakan tadi pagi, Nur Rosida dipanggil Kepala Sekolahnya, dimana dalam pemanggilan tersebut Nur Rosida disodorkan dua pilihan: Mengundurkan Diri atau Dipecat. Mendapati dua pilihan tersebut, Nur Rosida pun “dirujuk” untuk menemui salah satu pejabat di Dinas Pendidikan Kota Depok, untuk kejelasan sikap Pemkot Depok atas aksinya kemarin. “Kami akan mendampingi Bu Nur Rosida menemui pejabat Disdik, Pak Hardiman,” singkatnya.
Sebelumnya, Nur Rosida yang sudah 25 tahun bertahan dalam kegamangan status honorernya, mengikuti aksi bersama para guru lainnya yang tergabung dalam Front Pembela Honorer Kota Depok (FPHD) di depan Balaikota. Dalam aksi tersebut, beberapa guru membentangkan bendera kuning bertuliskan “SEKDA”, serta membakar seragam mereka dan hingga akhir aksi tidak ada pihak pemkot Depok yang menemui. Untuk mengkonfirmasi, hingga berita ini diturunkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok, Herry Pansila, masih berada di luar negeri. [cec]

Tidak ada komentar: