CEC, Depok
Menurut pendapat Arswendo Atmowiloto (dramakala) ; Salah satu indikator peradaban dalam dunia kesenian adalah keberadaan pentas teater. Teater sebagai warisan budaya dunia merupakan tradisi yang memberi kesempatan luas kepada masing-masing seniman untuk berkarya, sekaligus bekerjasama antar seniman dari berbagai disiplin.
Dalam suatu proses produksi dengan pengarahan sutradara para aktor-aktris bekerjasama dengan penata artistik, penata kostum, penata musik dan penata cahaya. Seluruhnya berangkat dari naskah penulisan. Bahkan lebih jauh lagi, mereka juga bekerjasama dengan perencana produksi, sampai penjualan tiket dan bagian publikasi. Sungguh suatu kerjasama kreatif yang menyeluruh dan total. Karenanya membutuhkan latihan yang panjang, intensif dan biaya yang tidak sedikit.
Itulah sebabnya dibanyak Negara, untuk pementasan teater selalu ada maecenas, pelindung, baik dari pemerintah maupun perorangan.
ZAMAN KE-EMAS-AN
Teater atau drama pernah mengalami zaman keemasan di masa lalu. Kelompok sandi wara Miss Tjitjih atau Darnadela benar-benar menempatkan teater sebagai profesi dan terhitung berkecukupan di masa itu. Geliat seni drama kemudian berkembang kembali oleh kiprah para cendekiawan, yang melakukan kegiatan drama lebih sebagai hobby.
Sanusi Pane dan Rustam Effendi merupakan nama-nama yang dikenal. Apa yang mereka rintis, kemudian diteruskan oleh generasi sesudahnya.
Di kenal nama-nama seperti Arifin C Noer, Teguh Karya serta WS Rendra yang di kenal sebagai maestro Indonesia dalam bidang seni drama. Ketiga almarhum ini dengan sangat gigih dan berdedikasi, bukan hanya membuat produksi pemen tasan, melainkan juga mendidik kader-kader yang berbakat dan menggembleng nya, sehingga boleh dikatakan setiap hari melalui sanggar yang didirikan.
ZAMAN KE-PRIHATIN-AN
Setelah ketiganya meninggal dunia, keadaan berubah memprihatinkan. Manaka la kita sadari bahwa melalui sanggar, melalui komunitas teater inilah kegiatan apresiasi, kegiatan saling ajar-mengajar berlangsung. Terlepas dari adanya bebe rapa kelompok yang secara intens terus melakukan penggalian, sepeninggal mereka kegiatan disanggar menjadi terganggu karena nya.
IDEA
Adalah IDEA (Indonesia Dramatic Educator’s Assosiation) Suatu wadah bagi para pekerja teater, yang kemudian mengambil tanggung jawab lebih, bukan hanya membiayai penerbitannya, namun juga mendistribusikan keberbagai kalangan. Baik kampus, sekolah, sanggar, hingga lembaga pendidikan kesenian.
MASA DEPAN TEATER
Bahwa kemudian, ada sekelompok orang yang menyukai proses ber-teater. Mereka membentuk wadah yang disebut IDEA. Itu tentu merupakan hal yang patut di syukuri.
IDEA berniat untuk menghidupkan kembali komunitas berteater. Seluruh kegiatannya memang disiapkan demi berkembangnya dunia teater serta mening katnya citra teater dimata masyarakat. Berbagai cara ditempuh, berbagai renca na mulai dilaksanakan. Mulai dari membuat media cetak khusus mengenai dunia teater hingga memberikan bekal kursus secara langsung mengenai persiapan pementasan teater. Dimulai dari penulisan naskah, cara-cara berakting, sampai dengan penyiapan produksi.
IDEA berencana untuk menyatukan para guru kesenian, para pekerja teater, para siswa serta peminat dan penikmat teater dalam satu wadah. Selanjutnya komunitas baru inilah yang nantinya bisa mendiskusikan permasalahan utama, merumuskan jalan keluar, baik secara teori maupun praktik. Komunitas pegiat teater ini nantinya juga menjalin kerjasa ma dengan komunitas teater yang sama di luar negeri.
Gagasan IDEA ini bukan saja hanya layak di syukuri, namun dengan gagasan awal yang dilandasi kecintaan pada dunia teater di Indonesia, maka dapat diba yangkan perkembangan teater di Indonesia di masa mendatang.
Sudah tentu akan ada banyak pihak yang menganggap, apa yang di gagas IDEA sebagai mimpi. Namun, sejarah juga membuktikan kepada kita bahwa kebesa ran seseorang justru seringkali ditunjukkan lewat seberapa besar mimpinya.
Dengan pemikiran semacam inilah setiap pegiat seni drama dan teater lebih dari layak untuk mendukung dan bersama-sama mewujudkan mimpi tersebut.
Dengan cara itu pula maka dunia teater akan dihargai sebagaimana seharusnya. Dengan cara ini pula teater di Indonesia akan mampu menjawab tantangan baru dan kemungkinan-kemungkinan yang lebih luas, seperti tawaran dunia perfiliman dan pertelevisian.
Kenyataan bahwa banyak sekolah kini memiliki sanggar teater adalah merupa kan sesuatu yang menyenangkan. Dengan program yang disiapkan IDEA, keterli batan mereka bukan hanya sekedar kegiatan untuk mengisi waktu.
Banyak Negara sudah membuktikan bahwa pengajaran teater bermanfaat bukan hanya untuk kepentingan ekspresi seni semata, namun juga dimanfaatkan oleh dunia usaha, terapi dan pemulihan dari gangguan kejiwaan. Apakah cukup banyak pegiat teater yang mengetahui akan hal ini?. Orang bisa mencari tahu lewat jalannya sendiri. Namun, IDEA dengan program-programnya akan langsung mengajak untuk membuktikan dan memanfaatkannya, ujarnya. (Cy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar